Kewajiban manusia memaknai bukan mencari makna kehidupan


 ILMU CORO. Manusia siapa yang tidak kenal binatang semut baik yang jenis besar maupun jenis kecil mari kita maknai atau pahami bersama, semut adalah suatu binatang yang cara berorganisasi atau berkumpul sangat bagus, kompak dan hebat dia dalam pembagian tugas, cara kerjanya, kebijaksanaan,toleransi dan kebersamaan kasih sayang antar sesama. akan tetapi apakah semut tahu serta mengerti dan paham bahwa dia sangat hebat. saya kira semut tidak paham, tidak tahu atas semua kehebatan dia, karena semut merupakan binatang yang langsung di jadikan seperti oleh hukum alam, atmosfer bumi yang dialetika atau pengaturanya di tentukan oleh ALLAH SWT dan perlu di ketahui satu satunya makhluk ciptaan ALLAH SWT yang di beri untuk memaknai sesuatu hanyalah manusia. Namun apakah kita manusia yang telah di beri atau di karuniani akal untuk memaknai sesuatu sudah seperti binatang semut. coba tanya pada diri anda masing masing lalu apakah kita manusia sudah  menggunakan memakai karunia berupa akal untuk memaknai dan memberi arti apa yang kita jumpai kita temui dalam kehidupan di alam semesta ini dan jawabanya pada diri masing masing.

Melihat fenomena masyarakat kita sekarang ini sangatlah jauh atau malah tipis kemungkinan untuk dapat berorganisasi seperti kehebatan organisasinya semut. Pada masyarakat sekarang ini pada umumnya banyak di antara mereka yang kurang paham atau kurang mengerti dalam mengaplikasikan tentang memaknai dan mengartikan kehidupan ini endingya banyak pada masyarakat sekarang ini  datang berkumpul menunggu arti dari apa yang di katakan kyainya, ulama dan ustadnya dengan mengedepankan akal atau otak, perlu anda mengerti ketahui kita ini manusia bukan binatang, bukan tumbuhan bukan batu jadi jangan mengira hanya akal atau otak saja  yang punya pemahaman, tanpa menggunakan potensi diri yang lainya seperti jantungmu punya pemahaman, darahmu punya pemahaman, pori pori mu punya pemahaman dan sebagainya walaupun dalam pehamanya berbeda beda. Akhirnya yang terjadi masyarakat banyak konsumerisme terhadap apa yang di katakan, terhadap para ulama. Akibatnya pengajian di jadikan, di gunakan sarana untuk mencari kebenaran bahkan membenarkan semua apa yang di omongkan para kyai atau ulama. lalu biasanya akan merasa benar dan orang lain yang ikut pengajian tidak benar. Padahal hakekat sebenarnya manusia diciptakan di beri kewajiban untuk memberi arti, untuk memaknai atau memahami dari semua yang di temui di jumpai dalam hidupnya untuk di artikan pada dirinya masing masing untuk kebijaksanaan bersama semua ciptaan ALLAH SWT, bukan malah di ciptakanya manusia untuk mencari arti, mencari makna dalam hidup di alam semesta ini, seperti halnya yang terjadi di pengajian kita dituntut untuk tau, untuk paham serta untuk ngerti apa yang di omongkan oleh kyai, ustad, ulama. lalu di tanya dapat apa kita ngaji lalu, mudeng paham ga saat pengajian. kalau begitu dalam pengajian terdapat sarat ikut pengajian harus paham atau mudeng. akan tetapi jangan gampang hati hati dengan ngomong mudeng mudeng.

Sekarang kaya gini kalau kita benar benar mudeng kita khusu dengan hidup kita, pasti kita dapat mengerti menggambarkan wajah nabi adam dengan nabi muhamad saw hal ini di karenakan partikel partikel sama, bahanya sama, proton, elektron, neutron sama, dengan aransmen dan komposisi berbeda berbentuk tangan, wajah, tangan, kaki dan lainya bahkan dengan semua yang ada di alam semesta baik pohon, batu, air, tumbuhan, binatang dan lainya semua sama bahan partikelnya atau kullun minallah apa apa yang ada di alam semesta ini semua bahan berasal dari ALLAH SWT dan ALLAH SWT tidak beli dan tidak kulak belanja ke mana kemana. oleh sebab itu hati hati dengan kata kata mudeng mudeng  dan paham paham.

Apakah kita sudah paham mudeng bahwa indonesia tanah air kita milik siapa, ya kalo hakekatnya milik ALLAH SWT dan semua di alam semesta ini memang miliknya , akan tapi yang saya maksud untuk yang menjadi leader atau pemilik saham indonesia kira kira siapa, apakah milik rakyat kalau memang milik rakyat kenapa kita harus bayar pajak, bikin sim kok bayar, dan sebagainya, berarti bukan milik rakyat karena rakyat tidak berdaulat, masa rakyat bayar sama kepunyaan sendiri, dengan demikian  indonesia milik siapa apakah presiden kalau milik presiden rasanya ga mungkin sebab presiden yang milih rakyat. berarti milik siapa indonesia. apakah anda paham mudeng. kemudian kalau di telusuri tidak mungkin ada presiden tanpa rakyat tetapi  kalo rakyat mungkin bisa tanpa presiden rakyat masih hidup tetap bisa makan. lah kalau begitu indonesia milik siapa. kira kira ada yang paham ga negara indonesia milik siapa, kalau kita semua tidak paham trus kira kira kedepanya akan gimana, kejelasan jalan untuk melangkah kedepanya, berbeda kalau sudah paham sudah tahu siapa pemilik indonesia dapat di pastikan lebih jelas lebih mudah karena yang menentukan mengarahkan untuk kedepanya. sebagai contoh saya pemilik warung atau toko saya punya karyawan baik itu mandor staf dan karyawan untuk masa depan warung saya kan jelas yang nentuin arahnya kan saya karena pemilik saham toko, akan tetapi kalo indonesia kan ga yang tau pemilik saham nya jadi ya hasilnya akan seperti terus terombang ambing.

Kemudian mengenai Ulama, kira kira tau ga siapa itu ulama apakah ulama profesi, apakah ulama bidang kalau amir jelas bidang eksutor, kalau faqih fuqoha jelas bidangnya ahli fiqih hukum islam dan kalau hakim jelas bidangnya penegak hukum islam, insiyur jelas bidangnya lah kalau ulama apa bidangnya, apakah orang lulus ahli hukum islam,  khatam kitab kuning  akhli fiqih apa itu definisi ulama, kemudian dengan sudah dapat ceramah hafal hadits hafal qur' an sudah disebut ulama. baca qur'an, baca hadits pelajari rosullulloh apa itu definisi ulama. ulama dalah pewaris para nabi dan rosulluloh muhamad saw, ulama itu orang alim, ulama itu orang yang mengerti mengetahui, segala hal, ulama bukan sekedar mengetahui akan tetapi ulama dapat mengerjakan di dalam kehidupan dan ulama ma' rifat terhadap kehidupan maka dari itu ulama itu bukan bidang ulama itu ruang yang mampu, mengaplikasikan kehidupan, kalo ada orang bertanya pertanian dapat, bela diri dia tau, kegundahan hati dapat jawab curhat dia ok itulah definisi ulama. sekarang begini apakah rosululoh saw jelas bidangnya apakah dia raja, apakah dia menteri, apakah dia pedagang, apakah dia pembisnis kan tidak gak boleh  rosululoh saw di taruh di bidang karena rosululoh saw cocok di ruang dia mengetahui segala hal, berarti juga ulama tidak boleh di taruh di bidang akan tetapi ulama kalo memang pewaris rosululoh ya harus di ruang  yang mengetahui segala hal. Ada hadits nabi yang artinya hanya para ulama yang takut kepada ALLAH SWT untuk definisi masyarakat sekarang kan di bagi ini ulama ini ngga kalo yang pinter agama ngerti hukum islam disebut ulama, padahal sebenarnya ya ga kaya gitu apakah orang yang pinter agama dan terus ngerti hukum islam sudah pasti dan di pastikan lebih punya rasa takut kepada ALLAH SWT kan nggak, berarti hakekat sebenarnya adalah siapa saja yang merasa takut kepada ALLAH SWT entah itu tukang ojek, buruh, petani, pedagang memiliki potensi untuk menjadi ulama.

Adapun untuk pengajian sebenarnya yang ada di dalamnya adalah kebaikan bukan kebenaran sesuai dengan hadits nabi yang artinya mari berlomba lomba mencari jalan kebaikan untuk bekal di akherat. ya kan bukan kebenaran tapi kebaikan. oleh sebab itu pada pengajian jangan mencari kebenaran akan tetapi untuk mencari kebaikan.

maka dari itulah kita hidup di alam semesta ini jangan mengandalkan pehaman karena itu pahamlah terhadap kebenaran dan kebenaran itu terletak dapur kebaikan dan kebijaksanaan. apabila melihat yang jauh pakailah kebaikan, lalu yang sedang atau agak jauh pakailah kebenaran dan yang dekat pakailah kebijaksanaan.

mohon maaf apabila ada salah kata kurang berkenan buang jauh jauh apa yang kami tulis ini anggap saja omongan biasa sekian terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel