Pluralisme dan batas batasanya


ILMU CORO.
Negeri indonesia khususnya masyarakat jawa sebenarnya sudah mengenal, mengerti bahkan sangat paham sekali terbiasa dengan yang bernama pluralisme keberagaman dari sejak jaman dahulu hingga jaman sekarang, hal itu terbukti dengan adanya lambang burung garuda yang mencengkeram pita yang bertuliskan bhineka tunggal ika yang berarti indonesia terdiri dari berbeda beda suku, bahasa, agama serta seterusnya akan tetapi menjadi satu kesatuan yaitu indonesia adapun bagi masyarakat jawa khususnya semenjak jaman nenek moyang sudah sangat menghargai keberagaman tidak hanya sesama manusia juga terhadap ciptaan ALLAH SWT di alam semesta ini, mereka masyarakat jawa mencintai menyayangi seperti terhadap tumbuhan pepohonan, binatang,air udara dan seterusnya dengan tidak berbuat merusak sembarang terhadapnya dan bener bener menjaganya serta tidak hanya juga meliputi semua aspek kehidupan dari mulai religi, sosial, politik dan budaya atau seterusnya, bahkan keramahan kegotong royongan kebersamaan, toleransi antar sesama masyarakatnya tidak bisa di ragukan lagi. hingga yang menjadi batas batas batasanya. Dengan adanya itu semua itu menunjukan bahwa masyarakat jawa khususnya dan masyarakat indonesia umumnya mengenai hal pluralisme tidak bisa di ragukan sudah terbukti dan terjudi.

Oleh sebab itulah apabila adanya orang orang dari luar atau orang orang luar yang membahas atau mengatakan mengenai pluralisme kami sebagai masyarakat jawa, masyarakat indonesia sebenarnya kami sudah lebih paham serta lebih mengerti pluralisme bahkan melebihi dari mereka selalu bicara pluralisme pluralisme. sehingga dalam pandangan kami dari adanya fenomena pluralisme yang mereka selalu gaungkan sebenarnya di balik itu memiliki niat atau indikasi yang menciptakan kondisi yang tidak kondusif dan dari keadaan situasi seperti sehingga mereka lebih mudah masuk secara pelan tapi pasti untuk menguasai bangsa kita. Hal itu di karenakan pada dasarnya mereka bangsa luar yang pernah menjajah atau yang belum pernah menjajah dan kepengin menjajah apabila dengan cara klasik cara cara seperti jaman dahulu di pastikan akan mengalami kesulitan bahkan tidak mampu untuk menguasai indonesia sehingga salah satunya cara melalui cara tersebut. Sebagai referensi sebagaimana dapat kita lihat bersama di timur tengah suriah konflik horisintal tidak kunjung usai, mesir melemah, irak hancur, libia hancur dan lainya. itu semua contoh nyata yang tidak bisa terbantahkan. 

Maka dari itulah kita sebaga masyarakat jawa, masyarakat indonesia yang sudah paham serta terbiasa dengan pluralisme sebaiknya berkomitmen kuat, eling lan waspada dan jangan mudah terprovokasi terhadap keadaan yang seperti sedang terjadi di tatanan masyarakat sekarang ini. Walaupun mereka sangat pintar dalam memutar balikan, memplintir atau membolak balikan fakta makna sesungguhnya yang tujuanya untuk mengadu domba sehingga timbul konflik horisontal antar sesama masyarakat  di kalangan masyarakat indonesia. Sebagai contoh pluralisme yang salah satu mereka plintir menjadi suatu pehaman yang menganggap semua agama sama, dengan adanya pemahaman seperti itu sehingga menjadikan atau menciptakan dan membuat kesan bahwa orang orang yang berpikiran memiliki pemahaman pluralisme beraarti menganggap semua agama itu sama, dan yang terjadi adalah ada orang pluralisme ada yang anti pluralisme pada akhirnya akan timbul konflik horisontal lebih besar lagi perang saudara antar sesama saudara sendiri setelah itu terjadi baru mereka masuk dan menguasainya. itu dari segi agama padahal masih banyak lagi yang mereka plintir seperti, suku, ras etnis dan masih banyak lagi, yang sangat rentan rawan menimbulkan konflik yang membahayakan kesatuan dan kerukunan antar sesama masyarakat indonesia.

Mengenai pluralisme dalam hal agama dan kepercayaan atau kenyakinan yang di maksud dalam pandangan kami adalah kita tahu di indonesia terdapat bermacam macam berbagai agama seperti islam, kristen, hindu, budha dan konfucu serta aliran kepercayaan. dari berbagai macam agama kita pluralisme disini yaitu kita mengakui, menghargai serta menghormati keberagaman tersebut dengan kita menghargai dan menghormati bukan berarti kita melegalkan menganggap semua agama itu sama kita paham dan mengerti bahwa yang paling benar ya agama kita dan dengan kata lain selain pemahaman kita salah akan tetapi kita tidak melegalkan dengan mengetahui batas batasan menganggap memaksakan bahwa agama kita paling benar karena kebenaran hakiki milik ALLAH SWT serta pada hakikatnya semua manusia akan menanggung pertanggung jawaban sendiri sendiri di hadapan ALLAH SWT. dengan begitu keharmonisan kerukunan antar beragama selalu terjaga. Dan pehaman seperti itu juga mencakup kesemua aspek kehidupan sehingga konflik horisontal tidak akan terjadi. Dengan kesimpulan jadilah orang islam yang baik dan menghargai, jadilah orang kristen yang baik dan menghargai serta seterusnya.

Demikian dari kami segala salah mohon maaf dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel