Potensi muslim liberal, moderat, radikal dan ortodok ada di dalam diri
ILMU CORO. Mengenai membahas atau menjelaskan bahwa kita sebenarnya muslim yang masuk kategori jenis muslim yang mana, apakah muslim moderat, muslim leberal, muslim radikal ataukah muslim konservatif ortodok. Dalam hal untuk menganalisa serta memahami tentang kecenderungan kita masuk jenis kemusliman yang mana, adapun untuk pendekatan dengan menggunakan serta memakai ilmu melalui cara ilmuiah pendekatan akademi memang tidak dapat di bahas dan di uraikan serta penjelasan membutuhkan banyak waktu, tidak dapat dengan dijelaskan dalam waktu singkat. Akan kalau kita ngomong coman sand mungkit kita dapat menjawab menganalisa dari semua pertanyaan diatas. Hal itu di sebabkan dari jenis muslim seperti muslim moderat, muslim liberal, muslim radikal dan muslim ortodok atau konservatif memanglah diperlukan oleh setiap umat islam atau muslim yang di sesuaikan dengan jenis serta tentang mengenai subjek yang sedang di hadapi atau yang harus dilakakukan dan harus di putuskan. adapun untuk memperjelas dan mengupas dari semua jenis muslim memang sesuatu yang tidak bisa lepas atau berpotensi pada diri kita dan juga agar tidak terjadi kesalah pahaman penafsiran berikut contoh contohnya antaranya adalah :
Pada diri kita memang memiliki potensi untuk menjadi atau diaplikasikan dalam keputusan kita terhadap jenis jenis muslim seperti Muslim moderat, muslim radikal, muslim liberal dan muslim ortodok konservatif sebagai contoh :
A. Muslim Radikal
keputusan atau tindakan kita yang harus menjadi muslim radikal apabila tentang kita harus berbuka atau berhenti berpuasa pada saat ada adzan maghrib, pada saat subuh mulai berpuasa. atau untuk hal dari berbagai macam banyak perempuan kita harus radikal memilih satu perempuan untuk menjadi istri dan berbagai macam contoh lainya.
B. Muslim liberal
Menjadi muslim liberal adalah merupakan anjuran dari ALLAH SWT dalam beritijhad untuk bepikir merdeka, untuk berpikiran luas mencari sesuatu yang baru, untuk menggali mengekplorasi, intepretasi intepretasi, pemahaman penafsiran penafsiran, untuk berpikir meredeka walaupun nantinya kita tahu dan paham bahwa kemerdekaan itu sendiri bukan untuk kemerdekaan melainkan agar kita tahu mengerti tentang batas batas yang benar dan tepat dari keputus keputusan yang kita buat atau kita putuskan. misal mengenai hal puasa kita tahu dalam berpuasa itu memiliki batas batasan berbuka yang di putuskan saat maghrib dan tidak di anjurkan untuk tetap berpuasa melebihi batasan tersebut seperti hal sampai subuh. seperti hal dengan menikah jangan karena kita berpikir merdeka kita menikah dengan 5 perempuan atau lebih. Dalam hal kebebasan dan radikal itu bergabung atau berkaitan pada diri kita dalam hal urusan kawin atau nikah.
C. muslim moderat.
pada saat kita berada atau menjumpai mengalami sesuatu yang memang kita harus menjadi muslim moderat seperti halnya sebuah rumah, memiliki pondasi, butuh cor, ada batu, ada gentingnya bahkan dibutuhkan di cat dan di hias agar menarik. serta juga pada tubuh kita terdapat bagian yang radikal yang tidak bisa di bengkokan yaitu bagian tulang, kemudian terdapat juga bagian tubuh yang moderat atau lembek bisa naik turun bisa cekung dapat cembung adalah bagian daging, lalu bagian tubuh yang bernama pikiran yang sangat merdeka atau sangat liberal bahkan pada diri anda memiliki bagian yang sangat rokhaniah dalam jiwa yang tidak bisa kita rumuskan adanya hati karena hati sebuah bagian yang penuh cinta kasih sayang yang jangan coba coba kita rumuskan dengan sebuah padatan kata kata atau kalimat dan dari cinta itu merupakan sesuatu yang mencapai puncak kenikmatan adalah cinta dengan ALLAH SWT.
D. Muslim konservatif atau ortodok.
Bagian atau sesuatu yang bersifat fundamental adalah bagian konservatif atau ortodok yang kita di tuntut harus tegas, teguh dan keras sebagai contoh adanya rukun islam yang fundamen yang merupakan pokok tidak bisa di tawar tawar dan harus seperti itu. sehingg tidak mungkin dapat di gabungkan dengan liberal meskipun diri anda berpikiran liberal karena muslim konservatif atau ortodok penting merupakan sesuatu pokok. seperti hal saat sholat subuh harus 2 rokaat itu harus pokok tidak bisa di tawar.
Maka dari itu marilah kita jangan mudah di tipu atau di sesatkan serta terjebak oleh terminologi terminologi pemahaman seperti itu semua, karena menurut kami kita tidak bisa menjadi berpaham tertuju pada salah satu muslim karena pada diri kita memiliki berpotensi menjadi muslim, liberal, muslim moderat, muslim radikal, dan muslim konservatif atau ortodok. Pada hakekatnya hidup di alam semesta ini sangatlah luas, begitu multidimensionalnya sehingga kita bagian dari semua itu. Dan yang menjadi masalahnya karena kita mempelajari ilmu, serta mengalami memiliki pengalaman untuk menemukan momentumnya kapan dalam konteks apa, menghadapi situasi sosial yang bagaimana dan dalam berbuhungan dengan ALLAH SWT yang seperti apa, muamallah, muamanas kaya gimana serta untuk menentukan ketepatan dalam mengambil keputusan, kapan tepat menjadi muslim radikal, muslim, moderat, muslim liberal dan muslim konservatif atau ortodok. namun apabila kita tidak tepat dalam mengambil keputusan di pastikan akan mengalami hal hal yang celaka berakibat tidak baik pada diri kita sendiri atau dismenejemen baik terhadap pribadi atau pada sosial, politik, budaya, ekonomi atau lainya dalam kehidupan ini dapat melorot dan terpuruknya menjadi kesengsaraan kesenjangan masa depan kita bersama.
Sekian dari kami segala kekurangan mohon maaf dan anggap angin lalu.