3 Komponen jiwa manusia dalam islam


 ILMU CORO. Manusia di ciptakan oleh ALLAH SWT, untuk hidup di dunia ini di bekali 3 komponen di dalam dirinya. Akan tetapi yang  di pahami pada sebagian besar masyarakat khususnya umat muslim itu hanya 2 komponenen yaitu jasmani serta rokhani saja. padahal sebenarnya ada antaranya jasmani, serta rokhani dan di dalam kompononen rokhani tersebut memiliki atau di bagi menjadi 2 meliputi yang di sebut naves dan ruh. Dan untuk yang dinamakan ruh sesuai dengan firman ALLAH SWT waman khofafihi min ruhhi quli rukhu min amrikhi raabbi. Dan menurut ALLAH SWT manusia di beri ilmu sedikit atau terbatas tentang ruh ini, adapun untuk ruh ini dapat di pastikan baik dan jernih karena ruh adalah merupakan cahaya ALLAH SWT yang terdapat atau dimiliki pada setiap diri manusia sedangkan untuk naves merupakan sesuatu yang letak atau porosnya berada di qolb atau di hati. Dan untuk qolb atau hati sendiri memiliki 3 variable atau bagian secara umum kalau di bahasa inggris meliputi antaranya : main( akal ), will atau nafs ( keingininan, hasrat, kehendak atau hawa nafsu ) dan Had atau qolb( rasa, hasrat akal dan jiwa ini berada di tengah tengah akan cenderung kemana sehingga kalau jiwa condong terhadap keluar ke bagian jasad maka orang tersebut akan mengalami kegelapan namun apabila jiwa akan condong ke dalam ke bagian ruh yang merupakan cahaya kebaikan maka hidup akan bercahaya kebaikan ). untuk yang di maksud ruh dan qolb serta nafs menurut imam ghazali adalah :

1. Ruh.

Untuk sebuah ruh adalah merupakan yang menerangi jiwa atau jasad, serta manusia disebut atau dinamakan manusia dan bukan itu ditentukan adanya ruh, sebagaimana dapat mengatakan atau melihat adanya yang dilihat dan menyimpulkan dari yang dilahat seperti ada kopi, ada susu, dan ada rumah dan dari adanya kesimpulan terebut adalah hasil dari daya ruh sehingga pada manusia tanpa adanya daya ruh pasti tidak dapat hidup atau mati. dengan demikian selain akal pada jiwa manusia di butuhkan adanya daya ruh.

2. Qolb.

untuk qolb sendiri biasa di sebut nurani dan untuk qolb terbagi menjadi dua yaitu qolb fisik maupun qol non fisik. untuk qolb fisik meliputi jantung sedang qolb yang non fisik adalah bukan jantung namun qolb ini tinggalnya di sekitar jantung atau qolb fisik. adanya nurani ini yang merupakan penentu baik buruknya manusia, bukan dari akal karena untuk akal itu adalah raja pengatur dan yang menentukan itu qolb atau nurani. justru dari akal yang dialami kadang kadang mencari benarnya sendiri akan tetapi pada qolb atau nurani tidak bisa di bohongi. sehingga beliau rosulluloh mengatakan dalam mengahadapi masalah disuruh untuk menanyakan qolb atau nurani kita. itupun kalau kalau qolb kita hidup terang tapi qolb kita gelap ya tidak akan menemukan jawabanya. 

3. Nafs atau nafsu.

Nafs disebut juga nafsu, hasrat atau keinginan. untuk adanya nafs juga sangat penting karena tanpa nafs manusia tidak akan bisa bergerak dan pasif. akan tetapi dari nafs harus dapat di kontrol serta di setir oleh akal dan di jaga oleh qolb atau nurani atau hati kalau tidak maka dia akan liar dan jauh dari mutma'minah. adanya nafs atau nafsu harus di turuti tapi dikendalikan agar tidak liar dengan akal serta nuraninya atau hati atau qolb

Mengenai ruh yang bersifat cahaya yang pasti baik dan pasti jernih yang memang oleh ALLAH SWT manusia di beri pengetahuan yang sedikit tentannya, oleh sebab itulah berikut kami akan informasikan tentang theori nur atau cahaya dari belia imam ghazali yang berjudul miskad cahaya. untuk pembahasanya atau isi dari theori tersebut meliputi beberapa level dari nur tersebut dari beliau imam ghazali yaitu :

A.  Nur menurut orang awam.

mengenai nur mengenai cahaya bagi mereka orang awam bersifat fisik yang dapat terlihat dengan menggunakan indera seperti cahaya lampu, cahaya senter, cahaya bulan atau lainya. yang ada buktinya dapat lihat barangnya maka baru percaya dari cahaya tersebut 

B. Nur menurut khawas.

untuk nur atau cahaya di level ini lebih lagi dari cahayanya orang awam yaitu cahaya pemahaman dari adanya kecerdasan, kepandaian juga di sebut cahaya dengan memakai media akal. sehingga dari auranya orang cerdas dengan yang tidak cerdas itu berbeda di sebabkan adanya cahaya.

C. Nur menurut khawas sal khawas.

pada cahaya jenis ini adalah cahaya khasyf dari adanya cahaya kebersihan jiwa, dan bentuk dari cahaya jenis ini adalah cahaya yang satu satu yang di keluarkan di dominasi adanya ALLAH SWT. untuk cahaya ini di namakan puncaknya cahaya karena, sehingga orang khawas sal khawas dapat ketemu puncaknya cahaya yang penghuninya hanya ALLAH SWT.

Demikian yang dapat kami berikan segala kekurangan mohon maaf dan anggap angin lalu.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel