Beda bertawakal dan mahabbahnya orang sufi dengan orang awam


 ILMU CORO. Dalam mendefinisikan tawakal dari imam junaid atau orang orang berbeda dan unik apabila di samakan dengan awam atau biasa. Dan untuk mengenai tawakal dari orang orang sufi atau tokoh ulama besarnya yaitu imam junaid tawakal adalah : kesadaran pada manusia bahwa kita manusia merupakan miliknya tuhan atau ALLAH SWT seperti sebelum manusia di ciptakan atau terjadi. maka dari itulah apabila kita ingin menginginkan tawakal yang sejati maka kita harus mempunyai kesadaran seperti halnya kita belum di ciptakan atau sebelum ada. hal itu di sebabkan pada saat kita belum ada kita kan tidak tahu kita lahir menjadi anaknya siapa, lahir dimana, rambut kita lurus atau kriting dan sebagainya. dari semua yang itu kita tidak tahu serta semua di tentukan oleh ALLAH SWT dan setelah kita lahir di dunia dengan semua keadaan atau kondisi yang melekat pada kita, kita kan menerima apa adanya bahkan kita tidak bisa protes atau mengelak walaupun terselip ketidak setujuan dengan keadaan tersebut. oleh sebab itulah jiwa tawakal pada diri kita kembali ke masa awal sebelum kita ada atau sebelum kita tercipta, sehingga sadari hal tersebut sepenuhnya hak dan miliknya ALLAH SWT. 

Dan apabila kita sudah memiliki kesadaran yang seperti tersebut di atas, hal ini menunjukan bahwa kita sudah berawakal kepada ALLAH SWT. Kemudian mengenai mahabbah nya orang sufi itu gantinya orang mencintai dengan sifat orang dicintai sehingga pada orang yang jatuh cinta adalah orang yang merelakan dirinya serta menghidupkan orang yang di cintai dan hal seperti itu juga berlaku terhadap cinta kepada ALLAH SWT. maka dari itu adanya wujud implementasi dari mahabbah tersebut yaitu adanya fana telah kami sebutkan. Apabila di dirikan kita masih terselip egois, menang sendiri dan ingin mewujudkan dari keinginan pada diri kita, dengan begitu pada hakekatnya level cinta atau mahabbah belum tinggi. adapun yang termasuk level atau tingkatan cinta kepada ALLAH SWT paling tinggi yaitu ketika lenyap atau hilangnya diri kita dan sifat sifat pada kita serta di ganti dengan hadirnya yang kita cintai dengan  sifat sifatnya ALLAH SWT. dan di kalangan orang orang sufi yang berkategori memiliki maqom yang tinggi biasanya disebut takholaq bil akhlakillah yaitu berakhlak dengan akhlanya ALLA SWT. serta karakternya merupakan karakternya ALLAH SWT sebab karakternya manusia sudah di sisihkan atau di singkirkan kalah dengan rasa cinta kepada ALLAH SWT.

Adapun agar kita mengetahui tentang kecintaan kita ke pada ALLAH SWT untuk tulus tidaknya adalah dengan mengidentifikasi pada diri kita apakah sudah ngi illahi atau manusiawinya kalau masih manusiawinya berarti kita belum benar benar cinta kepada ALLAH SWT atau mahabbah. kemudia untuk menambah informasi atau wawasan adalah mengenai ajaran pada orang orang sufi yang  atau akhwal orang orang sufi dan di sebut musahaddah dalam hal ini musahaddah yang dimaksud beda dengan orang yang melihat namun mujahaddah di sini adalah menyaksikan sesuatu tanpa ada keraguan. Dan kalau melihat yang biasanya terdapat jarak atau terbagi 2 bagian misal aku melihat kamu kalimat tersebut kalau di perhatikan kan terdapat jarak dari 2 bagian aku didisini sedang kamu disana. adapun untuk musahaddah adanya di dalam hati yang menyaksikan aku yakin aku tahu dan itu timbul dari dalam, dan untuk musahaddah itu kondisi orang sufi yang menyaksikan ALLAH SWT dari dalam dirinya. sehingga dari semua itu mungkin mata melihat keluar dan begitu melihat keluar yang muncul hanyalah ALLAH SWT lah itu yang dinamakan jiwa mujahaddah. sebagai contoh apabila kita melihat pantai atau gunung sangat indah dan muncul di kepala kita bukan pantai atau gunung yang indah melainkan dengan membesarkan nama ALLAH SWT. 

Sekian dari kami atas kekurangan kami mohon maaf dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel