Makna ajaran zuhud dan uzlah dari imam junaid atau sufiisme


ILMU CORO.
Beliau imam junaid al baghdadi adalah merupakan tokoh yang menjadi poros ajaran sufi, yang memiliki ajaran ajaran seperti tauhid, fana, baqo, tawakal dan salah satu ajaran bernama zuhud. Untuk imam junaid sendiri di kenal berpaham moderat dan ajaran zuhud merupakan ajaran yang sebagai anti dunia akan tetapi ajaran anti terhadap jatuh cinta dunia. Adapun menurut imam junaid yang dimaksud zuhud adalah kosongnya tangan dan kosongnya hati dari kepemilikan serta dari sesuatu atau hal hal yang mengikutinya. sebagai contoh misal kita punya hp, dari hp tersebut kita tidak terikat ada tidaknya hp kita tidak berpengaruh sehingga adanya jiwa yang seperti ini di sebut zuhud yang menurut pandangan imam junaid. Dengan berjiwanya manusia zuhud berarti bukan dia meninggalkan dunia dan hidup di hutan hutan atau menepi di goa goa, memang si ada dari beberapa tokoh tokoh sufi yang menyarankan agar kita menjauh dulu sebentar terhadap dunia untuk melatih jiwa agar lebih mudah, hal ini di sebabkan apabila kita selalu terikat atau rutinitas keduniaan akan lebih sulit untuk tidak mencintai dunia namun dengan menepi atau menjauh dulu sementara, untuk melatih jiwamu sampai benar benar sadar bahwa sebenarnya tanpa kemewahan dunia kita dapat hidup bahagia. sehingga untuk caranya adalah menjauh sementara jiwamu dari cinta dunia, dengan kesuksesan tersebut dapat lepas dari keterikatan cinta dunia maka itu di namakan orang sufi.

Mengenai orang sufi yang tidak terikat dari kecintaan terhadap dunia juga tidak berarti mereka tidak mau bekerja atau menyusahkan orang lain namun mereka tetap berkerja, tetap bersosilisasi berinteraksi dengan sesama. hal itu sebagaimana yang di katakan beliau imam junaid yang mengatakan bahwa tidakkah orang yang hanya berdiam diri di masjid untuk berdzikir melainkan diri orang sufi harus tetap bekerja, tidak menggantungkan dalam mempertahankan hidupnya hanya mengharapkan pemberian orang lain atau kata lain menjadi peminta minta. sebagaimana alkisah dari beliau imam junaid yang suatu ketika beliau akan di beri uang oleh orang, pada saat akan di kasih uang beliau imam junaid bertanya kepada orang yang akan mengasih uang dengan pertanyaan seperti ini kamu memberikan uang sebanyak ini kira kira apakah kamu setelah uang kepada saya apakah masih ada lagi uang yang simpan kemudian jawab orang itu masih ada tenang aja, lalu beliau imam junaid bertanya lagi kira kira dari uang yang banyak ini yang anda berikan ini, apakah anda ingin mengharapkan yang lebih banyak lagi, lalu orang itu menjawab iya aku menginginkanya mendengar jawaban tersebut maka beliau imam junaid berkata ambilah kembali uang tersebut karena anda lebih butuh dari saya. dari kisah tersebut menunjukan kedasyatan atau keluar biasaan dari imam junaid dan ketidak terikataan beliau dengan dunia serta jiwa sufi yang zuhud dan uzlah.

kemudian adanya zuhud dan uzlah bagi seorang sufi yang tepat mengartikanya sehingga hati hati dengan mengimplementasikan kalimat menepi atau menyendiri seperti terdapat kisah yang menarik dari seorang muridnya beliau imam junaid yaitu mengaku sudah sufi tingkat sehingga dia akan menepi atau menyendiri menjauhi keduniaan dengan uzlah atau suhud, ketika sedang menikmati uzlah tiba tiba datang seseorang yang bawa onta lalu berkata mari ikut saya nanti aku antar ke surga kemudian dia ikut di bawa suatu tempat dan di situ banyak orang yang bagus ganteng ganteng, cantik cantik, makanan enak intinya kegembiraan serta kebahagian dan kejadian tersebut sering dilalukan di jemput terus ketempat itu dan kejadian tersebut lalu di ceritakan terhadap muridnya imam junaid yang lainya sampai akhirnya kejadian itu di dengar oleh beliau imam junaid maka di panggilah dia dan berkatakah padanya beliau imam junaid nanti malam kalau kamu di jemput lagi di bawa kesana setelah kamu di sana maka mengucapkanlah laa khaula walaa quwata ilaa bilaa sehingga dia mengikuti petunjuknya beliau imam junaid pada saat dia jemput dan di bawa kesana kemudian di ucapkanlah kalimat yang di perintahkan imam junaid ternyata setelah mengucapkan kalimat tersebut yang terjadi semua keindahan serta kebahagian sirna atau hilang yang ada hanyalah suatu tempat yang di situ ada pembuangan sampah atau tulang tulang yang berserakan. sehingga dari kejadian tersebut imam junaid mengisyaratkan untuk hati hati dalam uzlah atau tirakat dan laku jangan sendirian harus ada pembimbingnya, mengingat yang namanya bisikan itu datangnya bisa dari setan, nafsumu serta dari ALLAH SWT, sehingga hati hati nanti keliru sehinggu di butuhkan seorang pembimbinf

Sekian dari kami atas kekurangan kami mohon maaf dan anggap angin lalu.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel