Orang cerdas belum tentu berhati jernih


 ILMU CORO. Pada saat sekarang ini sering kita melihat atau banyak kita jumpai orang orang yang cerdas, orang orang kritis serta bahkan orang orang yang masuk kategori sebagai ahli ibadah rajin sholat dan sebagainya, namun yang terjadi di masyarakat sebliknya banyak sekali dari mereka orang orang yang kami sebutkan di atas justru berperilaku yang tidak mencerminkan apa yang di perintahkan oleh ALLAH SWT, seperti egois, mengaku paling bener, pinter, alim bahkan cenderung semena mena. Dari keadaan atau kondisi yang semacam itu yang sering kita jumpai hal itu menandakan bahwa hati hati dan jiwa jiwa mereka masih gelap, meskipun mereka orang cerdas, orang pinter atau bahkan orang yang alim rajin sholat serta ahli ceramah. Sebenarnya kalau kita merujuk dari perkataan dari beliau syeh abdul qodir jaelani Mengenai ibadah sebagaimana beliau berkata yang isinya sebagai berikut : ibadahmu itu membawa manfaat maksimum ibadahmu akan sejati apabila bisa memantulkan cahaya illahi untuk bisa kesana hatinya jiwanya harud bersih. sehingga sholat kita akan dapat banyak manfaatnya apabila hati kita bersih atau jernih dan dapat mengerti mau dan maksudnya sholat yang sejati. 

Adapun untuk yang menjadi penyebab pada ibadah kita kenapa tidak ada atau tidak menimbulkan efek terhadap kehidupan kita, hal ini di sebabkan karena kita masih dalam kegelapan. hal ini di karenakan orang yang gelap biasanya tidak kelihatan atau tidak tampak penyebabnya sejatinya yang kita lakukan tidak paham, hakekat yang kita fahami, kita jalani dan yang kita lakukan kita tidak tahu. dengan adanya yang semacam itu di akibatkan atau di sebabkan hatinya yang gelap walaupun untuk akalnya masih jalan dan sangat cerdas atau pinter bahkan dapat kritis untuk kritik sana kritik sini, kalau bicara berkelas, intelek namun dalam keseharian dalam hidupnya tidak mencerminkan dari perkataan yang di katakan. hal ini di karenakan dari kata kata yang di keluarkan hanya berhenti atau hanya sampai di mulut, dalam hidupnya sendiri tidak menjadi cerminan. kenapa kok seperti itu di karenakan hatinya gelap, menangkap dengan akal dia canggih namun pengkapan hatinya tidak bisa karena gelap. oleh sebab itulah untuk syarat menjadikan ibadahnya maksimal maksimum manfaatnya singkapkanlah kegelapan hati dan bersihkan hati kita. 

Mengenai kotoran hati kalau menurut imam ghozali seperti halnya titik satu kotor yang terdapat pada kaca, kalau baru awal awal permulaan untuk membersihkanya mudah atau gampang akan tetapi apabila tidak segera membersihkanya dan membiarkan terus menerus menumpuk kotoran pada hati tersebut untuk membersihkanya sulit tidak mudah bahkan yang terjadi yang gelap kamu anggap terang karena kamu tidak mengerti terang atau dengan kata lain yang jelek kamu anggap bagus karena kamu tidak tidak pernah melihat cahaya yang baik atau kebaikan cahaya, dengan adanya itu yang jelek di anggap inilah yang baik atau bagus diakibatkan bathin yang gelap. adanya kotoran yang mengerak sehingga untuk dapat membersihkan sangat sulit, terlebih untuk orang yang pinter biasanya untuk sesuatu yang salah di puter puter sehingga menjadi bener dengan kepinteran membikin alasan untuk menjadi benar walaupun ada bukti yang valid untuk melahkanya atas kepandaian mengolah memanfaatkan akal. dari situlah menunjukan kecanggihan akal tetapi menunjukan gelapnya hati, padahal untuk hati tidak bisa di bohongi kalau salah dia akan berkata salah terkecuali untuk hati yang sedang gelap di pastikan hati tersebut tidak bisa melihat terhadap sesuatu yang mana yang sejati. adapun untuk hati yang gelap itu terhijab oleh amal amal yang buruk.

Dan untuk membersihkan hati yang kami sebutkan di atas untuk cara membersihkan tidak gampang, susah dan sulit namun bisa adapun untuk caranya seperti yang di katakan oleh syeh abdul qodir jaelani yaitu : 

A. mencari atau menuntut ilmu.

dengan menuntut ilmu dan mendapatkanya telah banyak dan berkaitan dengan membersihkan hati setelah mendapatkan maka amalkanlah dari ilmu tersebut.

B. menaklukan keegoan pada diri dengan memakai ilmu tersebut.

Dengan ilmu untuk menaklukan atau mengendalikan diri agar hati bersih, jernih dan bercahaya.

C. menjadikan akal sebagai alat pendukung.

untuk bagian akal dapat di kendalikan dan di arahkan baik ke utara maupun selatan adapun untuk bagian akal merupakan bagian atau pasukan yang paling kuat untuk mendukung ke hal hal yang buruk ataupun untuk hal hal yang baik tergantung dia akan di bawa kemana dan yang bisa menemukan yang sejati adalah hati atau qolbu namun qolbu yang dapat menangkap cahaya yang dia tidak memancar ke luar melainkan memantulkan yang di dalam hanya saja dia harus dalam keadaan jernih dan bersih adapun untuk membersihkan atau penjernihan adalah dengan proses pengetahuan yang di amalkan untuk mengendalikan atau kuasai dirimu agar tidak di kendalikan oleh egomu.

Sekian dari kami atas kekurangan mohon maaf dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel