Tingkatan ilmu bathin atau ilmu lahir manusia dari sufi


 ILMU CORO. Sebagai bekal manusia hidup di dunia ini, dari ALLAH SWT memberikan atau menganugerahkan berbagai macam potensi potensi dalam diri manusia. Adapun tujuan manusia di beri bekal atau di anugerahi banyak potensi atau perangkat untuk tujuanya agar memudahkan manusia dalam menjadi khalifah bumi ini. Dan dari bermacam macam kelebihan atau keistimewaan pada manusia yaitu berupa ilmu. Dan untuk anugerah adanya ilmu pada diri manusia di bagi menjadi 2 antaranya yaitu ilmu bathin dengan ilmu lahir. Dari ke 2 jenis ilmu tersebut untuk yang lahit disebut syari'at sedangkan untuk yang bathin di sebut ma'rifat. sehingga oleh ALLAH SWT memerintah terhadap manusia untuk melaksanakam syariat terhadap lahiriah atau jasmaniah manusia serta memerintahkan marifat terhadap bathin, supaya lahir dari persatuan atau penggabungan syariat dengan marifat yaitu pengetahuan tentang hakekat. dari adanya itu sehingga mengenai ilmu ada 2 antaranya ilmu syariat dan ilmu marifat atau ilmu lahir serta ilmu bathin, adapun untuk ilmu syariat di perintahkan untuk lahir dan untuk ilmu marifat di perintahkan untuk bathin. Dan dari ke 2 jenis ilmu tersebut harus sinkron atau jalan saling berkaitan satu sama lain.

Dari adanya itu semua, apabila ada yang mengatakan kalau untuk tasawuf adalah anti syariat. hal itu menunjukan orang tersebut belum paham atau bahkan tidak pernah membaca buku buku mengenai tasawuf. padahal menurut atau bagi orang orang sufi mengatakan adanya maqom level atsu suluqnya di mulai dan di awali dari sebuah syariat namun bagi mereka orang sufi tidak berhenti atau mandeg di situ saja karena untuk syariat merupakan bentuk lahirnya saja maka harus atau di butuhkan bathinya atau marifatnya. sebagaimana pada saat kita ngaji dalam ngaji tersebut cuma lahirnya tanpa di barengi di ikuti bathin maka ngaji kita percuma tidak ada artinya tidak mendapat apa apa terlebih lagi kalau ngajinya cuma ingin ketemu idaman hatinya atau melihat santri cewenya, padahal kalau kalau bathinya tidak beres nanti lahirnya juga tidak ada nilainya, contoh lainya pada saat kita makan apakah untuk biar besar, biar kenyang atau makan untuk hidup sehingga antara bathin dan lahir harus beres dan sinkron atau nyatu bahkan gabung dan nanti hasilnya jadi beres dan bernilai atau kebenaran yang sejati, hakiki, hakikat. padahal sebenarnya pada saat kita melakukan berbagai macam perilaku religi servis namun kita jarang memakai kalima oh ternyata begini, oh ternyata puasa begini manfaatnya, oh ternyata sholat rahasia begini atau banyak lagi.

Dari kalimat oh ini pada dasarnya kita sudah menemukan hakekat atau hakiki, adapun kuncinya untuk dapat ketemu atau menemukan syarat utamanya itu adalah dengan menggabungkan antara lahir dan bathin atau antara syariat dengan hakekat sebagai disebutkan di dalam surat ar rahman yang artinya dua laut yang dibiarkan oleh ALLAH SWT yang mengalir kemudian ketemu. dan dari kalimat dua laut tersebut di tafsirkan oleh syeh abdul kodir jaelani adalah syariat dengan marifat yang ketika dua laut tersebut ada batasnya atau bedanya namun tidak saling menafikan atau tidak saling meng ghoibkan tapi dari keduanya penting saling membutuhkan dan apabila tidak ada marifat atau hanya syariat saja tidak akan menemukan hakekat atau ketemu maksudnya sedang ibadah itu yang sempurna adalah dengan mempertemukan keduanya bukan karena salah satunya tapi dari keduanya dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahku dan untuk dapat menyembah ALLAH SWT kita harus mengenalnya, karena untuk dapat menyembahnya harus mengenalnya. dan kita dapat ibadah untuk ibadah itu sama halnya melayani ALLAH SWT dan apabila beribadah kepada ALLAH SWT tidak ada marifatnya tidak ada aspek bathinya gimana kita dapat melayani ALLAH SWT memenuhi permintaan ALLAH SWT. sehingga dua duanya harus saling mendukung dan saling membantu untuk menemukan mewujudkan hakikat hakikoh atau pemahaman yang sejati.

Setelah tadi ilmu di lihat dari jenis, berikutnya menurut syeh abdul kodir jaelani ilmu yang di lihat dari ranking mengenai ilmu itu, dari lahir menuju kebathin paling kedalam dalam lagi. untuk ilmu yang paling kelihatan adalah dari lahir karena isinya perintah, larangan, hukum, halal, haram, sunah, mubah dan lainya itu lahir dan apabila lahir saja seperti diatas kami sebutkan yaitu tidak sampai atau tidak menemukan maksudnya karena hanya berlandaskan nas atau yang terlihat dan hal itu yang sering terjadi adanya fatwa bersifat aneh aneh akibat yang dilihat hanya lahir karena dapat memainkan atau mengolah dalil sehingga agar tidak terjadi seperti maka harus mempertimbangkan yang lebih dalam ilmu bathin. adapun untuk ilmu bathin yang paling dasar disebut toriqoh atau syariat, kemudian lebih dalam namanya marifat, lalu tambah dalam lagi hakekat. adapun mengenai syariat perintah lahiriyah di dalam perintah lahiriah pasti maksud dan tujuan dinamakan toriqot, setelah ketemu maksud tujuanya kemudian menemukan rahasianya dan itu sebut marifat, dengan sudah bertemua atau bergambung antara syariat, toriqot dan marifat baru menemukan kebenaran hakiki atau hakikat atau sejati. adapun untuk orang orang sufi biasanya antara marifat dengan hakekat memiliki tingkatan sama kalau sudah marifat berarti sudah menemukan rahasia atau hakekat dan kalau hakekat pasti sudah ketemu marifat. sehingga apabila beribadah dengan syariat maka kejarlah tujuanya atau toriqot sehingga kalau kita serius menjalani syariat dan menemukan tujuan serta rahasianya maka sudah marifat apabila sudah menemukan rahasia atau marifat berti dia sudah paham hakekat kebenaran sejati. dan itu berlaku terhadap semua ilmu karena untuk ilmu apapun muaranya harus adanya ALLAH SWT.

Dengan demikian pada manusia terdapat ilmu lahir serta ilmu bathin yang kemudian memiliki level dan rangking di dalam sebuah ilmu yang diawalai dari syariat, toriqot, ma'rifat serta hakekat.

Demikian yang dapat kami sampaikan atas kekukarangan mohon maaf dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel