Memahami antara takdir dan nasib


 ILMU CORO. Mengenai atau untuk membedakan dan memahami secara jelas dan gamlang tentang yang di namakan antara takdir dengan nasib memang sesuatu yang untuk dapat membedakan tidaklah mudah sehingga perlu adanya penelusuran yang lebih mendalam pengetahuanya sampai akhirnya karena kita sudah memiliki pengetahuan yang benar benar paham terhadap sesuatu termasuk dalam hal antara takdir dengan nasib. untuk hal tentang takdir dengan nasib adalah sesuatu yang sifatnya halus atau lembut sekali akibatnya untuk dapat membedakanya di perlukan pendalaman yang di perlukan keistiqomahan tidak mudah putus asa untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dalam mendapat cintanya ALLAH SWT. Oleh sebab itulah dengan adanya sedikit perbedaan makna dari takdir dengan nasib membuat sebagian besar masyarakat yang bingung serta kurang mengerti, kurang paham apa yang di namakan takdir dan apa yang namanya nasib, sehingga banyak kebalik balik dalam mengartikan dan memahaminya antara takdir ataukah nasib. Maka dari itulah berikut kami akan membedah atau menjabarkan lebih mendalam tentang bedanya takdir dan nasib sesuai dengan sebatas kemampuan kami.

Pada kehidupan manusia di alam semesta ini memang tidak bisa lepas dan sangat membutuhkan terhadap ALLAH SWT, maka dari itulah manusia dalam kehidupanya selalu terkait dengan yang bernama takdir dan nasib bahkan dapat di pastikan tidak bisa lepas dari ikatan antara takdir dengan nasib, itu terbukti dari mulai manusia di lahirkan hingga manusia meninggal menghadap ALLAH SWT.  Mengenai penafsiran, pemahaman dari takdir dengan nasib dalam pandangan kami diantaranya yaitu :

A. Mengenai takdir.

Takdir dalam pandangan kami adalah sesuatu sebagai ibarat seperti tumbuhan yang lahir tumbuh dan berkembang di sebuah tempat atau wilayah yang kita tidak bisa berbuat apa apa, seperti dengan manusia yang lahir dengan bentuk atau rupa fisik yang sudah di tentukan oleh ALLAH SW.  kita lahir memiliki bentuk rupa seperti bagus, sedang, atau tidak sempurna ada yang berupa rambut lurut, mata besar, sipit besar serta kecil bahkan bapak kita sapa, kita lahir di lingkungan seperti apa. dari bentuk fisik dengan faktor lain seperti diatas yang kami sebutkan tersebut kita tidak bisa berbuat apa apa di karenakan dalam proses tersebut kita tidak di libatkan walaupun sebenarnya kita ikut kompromi tetapi kita kan lupa dan tidak lupa itupun sengaja  kita dibuat lupa sehingga itu murni hak priogratif ALLAH SWT. Dengan demikian adanya kita lahir dengan bentuk seperti apa lalu lahir di lingkungan serta punya orang tua siapa, itu merupakan takdir dalam pandangan kami.

B. Mengenai nasib.

Untuk pandangan kami mengenai nasib yaitu dari semua yang kita sudah di takdirkan adanya bentuk, lingkungan serta orang tua. Akan tetapi  kita oleh ALLAH SWT, diberi kewengengan di beri hak dalam memutuskan menggunakan yang namanya waktu itu yang disebut nasib, dari waktu tersebut kita membuat memutuskan kita untuk seperti apa, apakah menjadi orang baik atau menjadi orang buruk itu hak kita, peluang kesempatan terbuka lebar serta luas dalam memilih untuk mengambil keputusan.

Dalam aplikasi kita untuk memutuskan waktu, juga di tentukan dari niat baik kita dalam membuat serta memperbaiki diri adapun untuk melakukan menjadi baik tidak instan atau tidak bisa sekaligus melainkan perlu proses sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah dan setingkat demi tingkat yang terpenting dalam proses satu langkah demi langkah kita melakukanya serius niat bener bener apabila kita ingin nambah satu langkah lagi tambah lagi yang juga tak kalah penting adalah konsetensi dalam melakukanya. sebagaimana pesan orang besar yang mengatakan melalukan perubahan itu mudah akan tetapi yang sulit adalah keistiqomahan di dalamnya. Dengan kata lain mempertahan perubahan lebih susah dari pada kita memulai atau mengawalinya. sebagai contoh ketika kita menginginkan sesuatu entah itu cewe, sesuatu lainya apapum akan dilakukan walaupun banyak rintangan menghambat tidak peduli namun ketika kita sudah mendapatkan 3 bulan 4 bulan kita akan merasa males dengan rintangan atau hambatan bahkan acap kali di jadikan alasan.

Sehingga ketika kita mempunyai atau memiliki niat baik maka pertahan niat baik tersebut dan jangan paksakan hati dalam berbuat karena apabila merasa terpaksa dalam berbuat baik dapat mengurangi kenikmatan atau tidak merasa bahagia dalam berbuat baik tersebut. dengan kita menemukan kenikmatan kebahagian dalam berbuat baik secara outomatis berjalan akan keterusan berlanjut sampai kita tidak menyadari telah maju atau telah mendalam dalam berbuat baik tersebut. Serta dapat menikmati menghargai pencapain dalam berbuat baik walaupun menurut kita tidak besar dan menurut kita kecil akan tetapi di sisi lain memiliki nilai besar dalam pencapainya sebagai contoh seumpam kita lahir di lingkungan yang tidak sehat atau amburadulah jauh dari rasa menghargai akan tetapi kita bisa menghargai berhenti dulu ketika mendengar adsan ketika menghargai ada orang sholat itu merupakan pencapaian besar nilainya walaupun untuk yang dilingkungan kental religi itu merupakan perbuatan baik yang nilai kecil. Dari adanya itu semua menurut kami semua orang memiliki kurikulum masing masing yang harus di lalui di jalani sedikit demi sedikit. sebagaimana ada sebuah kisah ada seorang yang memiliki kebiasan buruk bahkan jahat yaitu memiliki kebiasaan suka membunuh, kemudian orang ini ingin bertobat lalu mendatangi orang alim apakah saya masih di terima tobatnya dengan dosanya yang telah membunuh banyak orang, dan oleh orang alim berkata dari dosanya dia tidak mungkin diterima tobatnya karena mendengar itu maka orang alim tersebut oleh dia di bunuh sampai berkali kali hingga mencapai 99 orang yang dia bunuh hingga orang ini di kasih tau sama orang orang ada orang alim yang menurut orang orang dapat memberi jalan untuk dia bertobat akan tetapi letaknya jauh karena dia bener bener niat untuk bertobat maka di tempuh lah jalan kesana dan belum sampai tujuan untuk  bertobat dia sudah meninggal mati di tengah perjalanan, dan dia oleh ALLAH SWT di masukan ke surga. dari kisah tersebut kalau di logika orang ini tidak mungkin masuk surga atas segala dosanya tetapi ALLAH SWT berkehendak lain dengan memasukan kesurga, di karenakan karena dia niat bulat 100% untuk bertobat cuma dia belum tahu caranya.

Hal ini menunjukan untuk berbuat baik yang terpenting adalah niat baik yang bener bener walaupun sedikit demi sedikit yang bisa kita lakukan di karenakan beberapa faktor seperti lingkungan jauh atau tidak kental nilai religi dengan sedikit demi sedikit ya ga apa apa, walaupun kalau bisa perubahan kita secara drastis signifikan malah top bagus banget, radikal perubahanya dan terpenting dari perubahan atau berbuat baik adalah istiqomah dalam melakukan perbuatan baik tersebut dari itu kita dapat menemukan kenikmatan untuk beristiqomah dengan kenikmatan dalam berbuat baik kita tidak akan mengalami tidak merasa yang besar tantangan, karena dengan nikmat itu dapat membuat kita untuk selalu pengin berbuat baik.

Sekian dari kami segala kekurangan mohon maaf dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel