Jangan tidak menjadi diri kita sendiri
ILMU CORO. Keadaan tatanan masyarakat sekarang ini dengan semua aspek kehidupanya serba modern baik dari cara berpikir, dari ilmu pengetahuan, dari makanan yang di makan, dari sarana prasarana pokoknya masih banyak lagi. Dan dari semua serba modern, serba mudah, serba instan dan bertumpu pada materil sehingga sangat berefek sangat besar dalam merubah terhadap nilai nilai budaya, sosial, politik serta nilai nilai spiritual religi terhadap kepribadian masyarakat yang sudah terbentuk begitu lama bertahun tahun dari sejak jaman dulu, dan endingnya dari situasi keadaan sekarang yang seperti ini, kita dituntut untuk bisa melewati keadaan ini untuk menjadi manusia insan kamil, akhsanu takwil dan uswatun khasanah agar nantinya kita tidak terbawa arus modern seperti yang terjadi pada sebagian besar masyarakat modern saat ini seperti itu. Sehingga untuk kita memang dituntut haruslah manusia yang sejati manusia yang mrmbangun jatidirimu, adapun yang di maksud jadilah manusia yang membangun jatidirimu di sini adalah apabila kita menjadi tukang tambal jadilah tukang tambal berkepribadian, kalau jadi guru jadilah guru berkepribadian, tukang berkepribadian dan lainya, karena untuk jarang kita jumpai seorang tukang tambal yang berkepribadian, tukang ojek yang berkepribadian bahkan ustad atau ulama pun berkepribadian terus lebih tinggi lagi negarawan yang berkepribadian, hal itu terjadi kenapa karena yang terjadi yang menjadi tolak ukur yaitu materi serta sistemnya dan manusia tidak pernah di hitung tidak menjadi acuan dasar dalam berpikir sehingga tidak memunculkan tokoh tokong atau manusia manusia yang berkepribadian.
Yang di maksud manusia berkepribadian adalah manusia yang memiliki ketahanan politik dan ketahanan budaya. adapun yang di maksud dengan jangan tidak menjadi dirimu sendiri yang kami maksud adalah kalau memang kita menjadi seorang tukang tambal maka kita lahir batin menerima jadi tukang tambal yang beneran yang serius atau teguh jangan diam diam terselip terlintas tidak menerima menjadi tukang tambal malah kepengin menjadi seorang tukang ojek sehingga menjadikan tidak tahu tidak mengerti menjadi tukang ojek akan tetapi tukang tambal sendiri hilang dan akhirnya jadi tukang tambal tidak serius tidak beneran serta jadi tukang ojek tidak mungkin. oleh sebab itu mulai sekarang marilah kita belajar kenalilah dirimu agar kamu kenal ALLAH SWT mu dan dengan kenal ALLAHMU maka insaALLAH kamu akan kenal nasibmu.
sebagai contoh perlombaan dara mentiem di bali yaitu perlombaan dara yang di nilai atau yang tolak ukur menjadi juara itu yang paling tinggi dan paling akhir turunya. sebagai gambaran atau penjabaranya apabila beberapa jenis dara sudah di lepas atau diuncalna di burna dari situ dara sudah mulai lihat baik oleh tukang yang bagian melapas, menguncalna atau yang ngeburna, lalu dilihat oleh juri, dan dilihat oleh itu yang punya dara tersebut kira kira serta untuk penilainya yang paling tinggi dan terakhir turunya itu yang menjadi juara, nyata setelah selang beberapa menit mulai lah burung dara terlihat tinggi kemudian burung dara yang turun, dan kalah, lalu turun lagi dan kalah sampai beberapa waktu agak lama ada burung dara sendirian turun dan tepuk tanganilah oleh penonton karena dianggap juara karena dikira paling terakhir turun serta paling eh ternyata ada burung dara turun di belakangnya dan terakhir ada lagi dari balik awan yang hitam ada burung dara yang tidak dikira itu burung dara karena tidak bisa di kenali dan itu yang di namakan dara metiem dan turun menjadi juaranya. dari sini kami dapat pahami untuk output pada masyarakat sekarang ini yaitu untuk saat ini masyarakat modern tidak mengerti dan paham yang di namakan metiem, pada masyarkat sekarang sukanya melihat sesuatu yang terlihat dan tidak mau melihat sesuatu yang tidak terlihat padahal sesuatu yang terlihat justru menjadi juara, lebih tangguh, lebih tinggi akhlak bahkan dari yang tidak terlihat itu bisa jadi pemimpin yang di cintai oleh ALLAH SWT dan menjadi burung garudanya indonesia.
Sekian dari kami atas kekurangan mohon maaf dan anggap angin lalu.