Prinsip dan konsep hidup orang jawa


 ILMU CORO Masyarakat jawa dari dulu memiliki peradaban atau nilai nilai budaya luhur dalam mengartikan,  memaknai dan menghayati kehidupan ini baik dengan sesama manusia, alam, air, hujan dan binatang juga lainya. Dari berbagai macam filosofi masyarakat jawa dahulu yang oleh masyarakat sekarang masih populer akan tetapi sangat sedikit yang mengaplikasi ke hidupanya, seiring dengan masuknya berbagai macam kebudayaan asing yang masuk dan menggerus kearifan lokal kebudayaan yang telah ada. Sehingga membuat kebudayaan atau kearifan lokal kian hari semakin terkikis menyisakan sebuah sejarah dan hanya kata kata semata, tanpa dapat mengetahui makna atau nilai luhur yang dapat di aplikasikan dalam kehidupan di alam semesta. Salah satu kebudayaan orang jawa yang apabila di aplikasik atau dapat niti laku alam kehidupan yang tidak terdapat di kebudayaan masyarakat modern yaitu mengenai prinsip dan konsep hidup orang jawa dulu yang berisi 3 hal penting. Baik Saat bersama keluarga, saat bekerja dan saat bernegara mereka masyarakat jawa menempatkan kerendahan hati paling bawah dengan prinsip mangku, atau pengayom terhadap semua ciptaan ALLAH SWT yang ada alam semesta. Dan mengenai 3 konsep hidup tersebut di antaranya adalah :

orang jawa dulu memang memiliki tradisi atau kebiasaan mempelajari memaknai kehidupan atau caranya bertapa mendekatkan diri dengan TUHAN untuk nyinaui menggali kehidupan ini. oleh mereka karena itu orang orang dulu dapat menemukan inspirasi atau filosofi tentang kehidupan. untuk salah satunya mengenai 3 konsep dasar dalam hidup di alam semesta yakni sandang pangan dan papan atau pakaian, makanan dan tempat tinggal.

1. Sandang atau pakaian.

kenapa orang jawa menempatkan pakaian didepan bukan makanan, padahal kesan atau terlihat makanan yang lebih penting. masyarakat jawa lebih mengutamakan harkat dan martabat. Dan syarat utama harkat marbat atau kehormatan orang dapat terjaga adalah dengan pakaian dengan begitu auratnya atau bagian dalam orang tertutup terjaga hal itu juga sesuai dengan ajaran budaya islam, perlu di ketahui orang jawa dulu sudah menemukan inspirasi itu sebelum islam masuk ke tanah jawa. berarti orang jawa hebat ra dan setelah islam masuk di sempurnakan dengan memakai kerudung untuk wanita dan untuk laki laki songkok atau surban.

2. Pangan atau makanan dan minuman.

Mengenai makanan, minuman atau pangan di urutkan setelah sandang. Pada masyarakat jawa dulu bahkan sebelum islam masuk sudah terbiasa dengan prinsip mangan go urip dudu urip go mangan atau makan hanya untuk bertahan hidup bukan hidup untuk makan. orang orang jawa dulu malah sering terbiasa dengan makan seadanya yang penting untuk menjaga kelangsungan hidup malahan banyak dari mereka yang terbiasa tirakat atau puasa seperti 7 hari 7 malam bahkan 40 hari 40 malam dan mereka kuat dan sehat dan oleh kebudayaan islam di sempurnakan ngene lo puasa atau tirakat yang sesuai dengan ALLAH SWT yaitu puasa ramadhan, puasa senin kamis, puasa nabi daud dan juga puasa sunah lainya.

3. Papan atau tempat tinggal

Dan untuk papan atau tempat tinggal yang ke 3. orang jawa dulu untuk papan ini tidak terlalu berlebihan yang penting bisa untuk tidur apabila kena panas dan hujan dalam arsitekturnya pun mengandung nilai nilai spiritual hal ini terbukti sisa rumah orang jawa dulu apabila kita masuk terasa beda dengan rumah rumah orang orang sekarang yang menonjolkan segi ke bagusan dan di pandang menarik.

Dari filosofi atau konsep orang jawa dulu memang sangatlah sedserhana akan kalo di maknai ternyata sangatlah mendalam sangat berbeda dengan orang jawa pada saat sekarang ini yang tergolong modern. akan tetapi jauh dari jiwa kejawaannya bahkan cenderung malu mengakui kejawaanya, lebih suka menerima kebudayaan luar yang pancer atau tujuanya materi atau kepentingan. Sangatlah bertolak belakang dengan kebudayaan orang jawa zaman dulu yang melihat sesuatu dengan hati pikiran dan aplikasinya dengan kasih sayang, sehingga tatanan kehidupanya terasa lebih adem, tentrem gemah ripah loh jinawi, tidak seperti tata hidup sekarang tidak ada rasa kasih sayang akibatnya ketremteman, keayeman apalagi gemah ripah loh jinawi. Dan apabila keadaan atau tatanan kehidupan ini terus berlanjut tanpa ada keinginan untuk revolusi peradaban untuk kembali ke jati diri sejati yaitu orang jawa dulu tujuan hidup kemakmuran kesejahteraan gemah ripah loh jinawi tidak akan terwujud. karena hidup itu pilihan dan pilihan ada kita para generasi muda penentu masa depan bangsa.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel