Sahabat sejati dalam hidup kita




 ILMU CORO. Pada saat Manusia sedang berada di saat saat atau keadaan bingung, pusing, galau dan banyak masalah tentang problema problema di dalam kehidupan di dunia ini dengan segala lika liku, aneka warna warni dan potensi atau kemungkinan sangat rentan dan mudah membuat keadaan diri tidak seimbang serta rentan mengalami kegalauan, ketidak nyamanan dalam hidup ini. Sehingga di dalam keadaan seperti itu kita sebagai manusia memang membutuhkan sahabat sejati untuk mengerti, memahami juga di harapkan dapat memberikan solusi atau jalan keluar dari keadaan tersebut. Dalam hal ini untuk mengetahui, memahami dan sebagai solusi jalan keluar dari keadaan yang seperti ini, kita sebagai manusia sebaiknya mengingat adanya hidup manusia yang sejati, untuk di jadikan sandaran atau tempat dan landasan dalam berpijak kepada yang sejati adapun untuk mengetahui dan mengerti tentang yang sejati, yang jelas bukan pacar, bukan teman juga bukan bos atau lainya. dengan begitu kita manusia tidak terlalu larut dan terpuruk dari kegalauan, kebingunan atau keresahan hati dari keadaan tersebut. 

Untuk mempermudah kita mengerti dan mengetahui yang sejati benar benar sejati dalam di jadikan rujukan dan tempat berbijak dari kegalauan keresahan dan kebingunan kita dalam menghadapi dai menjadi solusi dari masalah tersebut antaranya adalah :

A. Cangkul memahami sebagai fungsi ekonomi.

Mengenai Cangkul ini jangan lihat sebagi benda melainkan akan jadikan cangkul ini menjadi pehaman dan kesadaran. adapun untuk cangkul ini biasa memiliki fungsi untuk dalam segi ekonomi, karena banyak masyarakat yang apabila akan bekerja banyak mengistilahkan mau mencangkul ekonomi. dan untuk ekonomi pada masyarakat kita saat ini di jadikan utama, tujuan pokok serta menjadi prioritas dalam hidup di dunia yang mencakup banyak aspek kehidupan. sebagai contoh menjadi kaya, dapat berkuasa untuk kaya, pintar untuk dapat berkuasa sehingga menjadi kaya, kuat hidupnya itu juga agar bisa berkuasa menjadi kaya dan popularitas untuk dapat jabatan berkuasa akhirnya menjadi kaya. sehingga dari adanya keadaan yang seperti ini kita manusia tidak mungkin dapat merubah keadaan dan yang dapat kita lakukan adalah menciptakan manusia baru yang sesuai dengan idiom tadi antara cangkul, pedang dan keris.

B. Pedang sebagai simbol kekuatan, kekuasaan dan otoritas regulasi.

untuk dapat memahami pedang bukan sebagai benda melainkan sebagai alat atau media untuk dapat kuat dan berkuasa untuk dapat membuat atau menentukan undang undang, tanpa sebuah pedang orang tidak punya daya kekuatan mengatur dalam membuat aturan dan undang undang. seperti halnya dalam dunia perpolitakan di indonesia. baik pileg, pilbub, pilgubel atau pilpres maka dari itu setelah dapat pedang dapat berkuasa. Sehingga pedang di simbolkan atau berfungsi sebagai otoritas kekuatan kekuasan serta politik.

C. Keris dapat di simbolkan dengan pusaka, kewibawaan, kasepuhan dan kepribadian.

Pada sebuah keris dapat di pahami sebuah pusaka, kewibawaan, kasepuhan dan kepribadian seseorang. hal itu kita manusia dapat berpikir dan memahami tentang tujuan kita hidup di dunia apakah untuk cangkul nilai ekonomi, pedang untuk kekuatan atau kekuasaan dan untuk keris pusaka, kewibawaan, kasepuhan serta kepribadian. walaupun untuk ke 3 idiom tersebut punya eksitasi akan tetapi kita harus punya aksentiasi atau kecenderungan atau rujukan dasar dalam hidup kita. dan untuk sebagian besar masyarakat sekarang ini banyak menitik beratkan pada idiom cangkul atau nilai ekonomi dan pedang untuk mengapatkan kekuatan dan kekuasaan. dengan kata lain seseorang yang punya pedang dapat di pastikan telah memiliki cangkul. namun untuk keris orang sekarang banyak yang tidak berpikiran atau tidak terlintas. padahal kalau kita merujuk terhadap idiom keris dapat di pastikan antara cangkul, dan pedang sehingga seorang yang punya keris tidak mungkin dia tidak memiliki cangkul serta pedang. dan didalam keris didalamnya terkandung kepribadian hidup, intergritas hidup yang beneran, itulah penyebab kalau kita punya keris, pasti punya cangkul dan pedang. Sehingga dengan keadaan masyarakat sekarang yang tidak mengerti keris maka jadinya mereka tidak punya panembahan dan tidak memiliki pusaka dalam hidupnya. sebagaimana mengenai sholat kalau kita dalam sholat dengan menggunakan idiom cangkul, sholat hanya cuma gerakan jungkir balik, namun untuk pedang adalah sebuah syariat untuk gerakan dan bacaanya namun untuk dapat di terima dalam sholat pedagang aja tidak cukup melainkan dengan khusyu adapun untuk khusyu tidak terdapat dalam sholat. Maka dari itulah agar dapat selamat, benar dan bahagia disaat galau dan resah bahkan diterima dalam kehidupan kita adalah dengan khusyu di hadapan ALLAH SWT. karena di dalam kekhusyu'an kepada ALLAH SWT terdapat fokus, selalu ingat, merasa selalu berhadapan dengan ALLAH SWT. Dan itu semua merupakan kunci pokok dalam hidup kita sebagai manusia di alam semesta ini

Demikian dari kami segala kekurangan mohon maag dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel