Mati sajroning urip atau hidup dalam kematian


ILMU CORO
Hidup di dalam dunia ini dengan segala realitas dan keadaan atau situasi yang sangat beragam dengan semua kerumitan kedinamisanya memang tidak mudah bagi kita sebagai manusia dengan segala perangkat atau potensi yang di berikan dan di miliki untuk menjalaninya. sebagaimana di ketahui bersama pada jiwa manusia yang menjadi kelebihan atau keistimewaan menjadi pembeda manusia dengan makhluk hidup yang ada didalam alam semesta ini. Dan dari adanya semua potensi yang terdapat pada manusia, dari ALLAH SWT mengandung maksud dan tujuanya agar manusia mampu menjadi khalifah, pengayom dan memayu hayuning bawono yaitu memperindah, membuat indah atau menjaga dan merawat menciptakan harmoni terhadap semua ciptaan ALLAH SWT di alam semesta ini. Namun demikian dalam merealisaikan tugas yang di emban manusia, tidaklah gampang atau semudah yang di harapkan, karena untuk dapat mengimplementasikanya semua itu perlu adanya pengetahuan atau wawasan yang seluas luasnya dalam memahami, mengerti dan menghayati dari semua potensi yang dimiliki, yang di padukan di sinkronkan dengan dimensi dimensi yang terdapat di semua di miliki oleh alam semesta ini. Dengan kata lain manusia harus mengetahui dengan hakekat sejatinya pengetahuanya untuk dapat mencapai puncaknya yaitu hakekat sejati manusia hidup di dunia ini.

Mengenai mengerti, memahami sampai puncak sebenarnya pengetahuan dari puncak pengetahuan tersebut dengan begitu manusia tahu atau paham apa sih yang menjadi tujuan sebenarnya hakekat sejatinya hidup di dunia ini. adapun untuk dapat kearah itu manusia harus menyiap wadah atau tempat dan membukanya untuk menambah pundi pundi pengetahauanya dan wawasan seluas luas yang di pandu dengan ayat firman dari ALLAH SWT serta dari sabda sabda rosululoh muhamad saw, para sahabat serta orang orang pilihan atau waliullah dalam menggali dan menerjemahkan semua yang ada di alam semesta ini, dengan segala kapasitas yang di miliki oleh manusia yang diberikan oleh ALLAH SWT. adapun untuk dapat mencapai tujuan hidup yang sebenarnya yang sejati dan merupakan puncak pengetahuan manusia adalah dengan memahami dimensi dimensi dalam jiwa manusia setelah sudah paham lalu eksenya yang di realisasikan dalam perilaku perbuatan dalam keseharianya pada saat berinteraksi dengan sesama maupun terhadap di sekitarnya. Dan untuk mengetahui dimensi atau bagian yang di miliki pada jiwa manusia antaranya adalah :

Di dalam jiwa manusia menurut agama islam ada 3 bagian dan untuk dimensi tersebut adalah : 

A.Jasmani.

Bagian jasmani adalah merupakan bagian fisik yang dapat terlihat dengan indera seperti adanya tangan, kaki, hidung, mata, mulut, telinga dan lainya

B.Ruh.

Dan untuk dimensi atau bagian ruh ini masuk ke bagian rokhani yaitu bagian yang tidak nampak tidak dapat di lihat oleh indera. adapun untuk yang di sebut ruh ini merupakan cahaya yang menyelimuti seluruh bagian tubuh pada manusia dari adanya ruh ini sangat penting sebab kalau tidak ada ruh manusia sudah pasti mati, tidak bernyawa.

C. Nafs.

Sedang untuk nafs adalah berupa nafsu manusia tanpa ada nafsu tidak mungkin dapat bergerak atau berjalan bahkan bicara seperti halnya seperti tumbuhan yang bernyawa tidak bisa begerak, berbicara atau diam saja.

Dari adanya dimensi atau bagian bagian pada jiwa manusia untuk mencapai puncak pengetahuan menjadi paham dan mengerti hakekat sejatinya hidup di dunia yaitu hidup manusia puncaknya adalah inalilahi wainailaihi roji'un kembali dan menghadap kepada ALLAH SWT sehingga dalam implementasi dari semua perangkat atau potensi di miliki terhadap kehidupanya di dunia untuk dapat ila llah dengan mengaplikasikan adanya wejangan dari beliau ronggo warsito yang dinamakan mati sajroning urip atau mati di dalam hidup. maksud di dalam konsep gagasan beliau adalah adanya topo urip atau topo terhadap semua dimensi atau bagian, perangkat dan potensi yang dimiliki di dalam jiwa manusia, adapun maksud dari topo yaitu menahan, membatasi dan mengontrol bahkan menghindari dari semua hal hal bersifat ke duniaan dan mengganti atau lebih mendekat serta lebih ILA LLAH. dengan kata lain manusia hidup di dunia ini akan tetapi mematikan, menjauhi dan menghindari terhadap kepentingan dunia seperti halnya orang sudah mati yang tidak akan terganggu, cuek, acuh dan tidak bekedip terhadap hiruk pikuk kemewahan dunia akan tetapi dia masih hidup masih ada ruh atau bernyawa sehingga di dalam benaknya dalam hidupnya hanya kepada ALLAH SWT. dan itu yang disebut puncaknya pengetahuan dengan tahu dan paham hakekat sejatinya hidup di dunia ini yaitu mati sajroning hidup atau hidup seperti orang mati terhadap heroki duniawi.

Demikian dari kami atas kekurangan mohon maaf dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel