Serat kalatidha ronggo warsito yang sesuai dengan saat ini


 ILMU CORO. Tokoh punjangga dari babad jawa yang sangat terkenal di masanya bahkan sampai dengan pada saat sekarang ini yang masuk di peradaban modern majunya tekhnologi serta canggihnya pengetahuan SDMnya. untuk semua atas karya karya atau konsep berpikirnya terkenal dari beliau juga masih di ingat di jadikan sumber reverensi untuk berpikir, berekspresi dalam menjalani hidup di dunia ini dari beliau yang bernama ronggo warsito, hal ini memang bukan tidak ada sebab muasab untuk beliau memang banyak di pahami dan di ketahui memiliki kelebihan dengan ilmu kebathinanya yang linuih dan dalem sehingga  dari kebathinanya yang beliau capai mampu membaca atau menerawang terhadap sesuatu yang akan datang atau akan terjadi. hal ini di buktikan dengan adanya konsep berpikir atau hasil pendalaman ilmu bathinnya dengan sebuah karya yang bernama serat kalatidha. dan didalam serat kalatidha ini kalau di pahami serta di terjemahkan kandungan sesuai, pas bahkan akurat dengan keadaan atau kondisi pada saat sekarang ini. hal ini menunjukan beliau ronggo warsito dengan kemampuan yang ALLAH SWT anugerahkan pada beliau melalui kebersihan batin, kesucian batin dan kejernihan hati mampu sinergi dengan cahaya ALLAH SWT sehingga membuat di ilhami kemampuan yang semacam itu. adapun untuk mengetahui dan memahami adanya serat kalatidha berikut ini kutipan kalimat kalimatnya :

Dari sebuah serat atau syair atau dalam bahasa jawa suluk yang bernama serat kalatidha, yang menurut kami pas sesuai dengan keadaan atau kondisi pada saat sekarang ini adalah makna serat kalatidha itu sendiri. adapun untuk makna serat kalatidha dan dari kalimat kalatidha memiliki arti bingung atau kerancuhan dan ketidak jelasan. hal itu kalau di samakan dengan keadaan dan kondisi sekarang ini kalau di cermati sesuai dengan pada saat sekarang ini, dimana yang terjadi atau diaalami keadaan dimana banyak kerancuan atau ketidak jelasan di dal kehidupan ini yaitu antara yang benar dan salah tidak jelas membingungankan antara halal serta haram juga terjadi bias antara manfaat atau mudorot tidak sulit di bedakan atau masih banyak lagi. selain serat dari beliau yaitu serat kalatidha juga terdapat serat dari tokoh bernama jayabaya yang bernama serat kala bendu berarti banyak musibah dan pada serat ini juga sama seperti jamanya SBY yang banyak musibah atau bencana sehingga dari keadaan yang seperti itu, menunjukan ada yang salah atau tidak beres dengan perputaran sirkulasi atau cokro manggiringan yang di alami di indonesia yang harusnya dari kala bendu ke kala subha atau ketemtraman  malah menjadi kalatidha yang rancu membingungkan seperti saat ini, dengan demikian untuk memperbaiki sirklus perputaran yang normal dan sebagaimana mestinya harus ada tokoh yang memperbaikinya. dari beliau ronggo warsito dengan segala kemampuanya sudah dapat membaca dan menganalisanya keadaan atau kondisi saat ini jauh sebelumnya sejak dari dulu dari jaman peradaban jawa atau jamanya kewalian. dan untuk lebih jelasnya inilah isi serat kalatudho dari ronggo warsito antaranya adalah :

"Ratune ratu utama, patihe patih linuwih, pra nayaka tyas raharja, panekare becik becik, paranedene tan dadi, paliyasing kal bendu, mandar mangkin andrada, rubeda angrebedi, beda beda ardaning wong sak negara"

adapun untuk memaknai bahasa ronggo warsito di serat kalatidha untuk bait pertama karena terdapat dua bait adalah sebagai berikut :

Negara ini sudah lengkap aparat perangkatnya dan luar biasa rajanya raja utama raja linuih, patih juga tidak kalah linuihnya pintar, cerdas, profesor dan doktor tidak ada yang bukan pilihan luar biasa sedang menterinya pilih tanding tidak sembarangan akan dari semua yang dimiliki dan segala padanya tidak dapat menghalangi terjadinya kala bendu justru menjadikanya makin parah makin menjadi jadi dengan level atau cara angkara atau kejahatan sendiri sendiri tergantung strata statusnya di masyarakat dan keadaan ini menjadikan sumbek, galau tidak nyaman dalam hidup di dunia ini.

dari bait pertama serat kalatidha kemudian masuk ke bait kedua daru serat kalatidha.

" Amenangi jaman edan, ewuh aya ing pambudi, melu edan ora tahan, yen tan milu anglakoni, boya kaduman ngelik, kaliren wekasanipun, ndilalah karsa allah, begja begjane wong kang lali, lewih begja kang eling lawan waspada "

dan untuk maksudnya adalah mengalami jaman edan memang serba repot, ikut edan tidak sanggup kalau tidak ikut tidak bisa mendapakatkan apa apa bahkan bisa kelaparan namun ini sudah kehendak tuhan betapapun untungnya bagaimanapun untungnya orang yang lali atau lupa akan tetapi lebih beruntung terhadap orang yang selalu ingat dan waspada.

Sekian dari kami atas kekuranganya mohon maaf dan anggap angin lalu



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel