Wang sinawang implementasi jasmani dan rohani menjustifikasi sesuatu
ILMU CORO. Peribahasa atau istilah"wang sinawang" merupakan istilah yang populer, tidak asing lagi bahkan sangatlah terkenal di kalangan semua lapisan masyarakat Jawa. Dari istilah wang sinawang tersebut tidak sedikit masyarakat Jawa khususnya di jadikan sebagai pedoman atau landasan hidup dalam berinteraksi dengan sesama dengan alam sekitarnya. Mengenai wang sinawang sendiri memiliki kata yang sederhana akan tetapi apabila dikaji cukup luas serta bermakna Mendalam. Pada Kalimat wang sinawang tersebut mengandung makna bahwa apa yang terlihat tidak selalu sesuai dengan kenyataan Dalam konteks bahasa Indonesia, peribahasa ini bisa dapat diartikan sebagai "tampak luar tidak selalu mencerminkan isi sebenarnya."
Realitas di dalam kehidupan sehari-hari, adanya fenomena ini memang sering terjadi juga sering dialami. Pada Seseorang biasanya dalam melihat suatu hal terkesan atau berani memberikan penilaian atau berkesimpulan yang merujuk dengan hanya berdasarkan apa yang terlihat secara kasat mata, segi luar saja tanpa mendalami memahami atau menghayati situasi keseluruhan hingga ke titik terdalam. Dari Semua kejadian ini menjadi semakin relevan marak dilakukan terlebih di saat era modern, yang mana segi penilaian acap kali dan seringkali didasarkan pada aspek luar materi serta penampilan visual saja.
Dari situlah maka menjadi perhatian bagi semuanya agar menjadi lebih bijak sebaiknya dalam menilai situasi, kondisi, keadaan atau terhadap orang, kiranya tidak hanya sekedar berdasarkan apa yang terlihat dari luarnya saja, akan tetapi di butuhkan korelasi kesinkronan antara jasmani untuk bagian luar dan rohani dalam mengambil kesimpulan atau kepekaan serta kecerdasan atau Keterampilan untuk bisa melihat lebih jauh, memahami dengan lebih mendalam, bahkan lebih mengedepankan menggunakan hati nurani dalam menentukan untuk memberikan penilaian terhadap semua hal dalam hidup ini sebab itu merupakan menjadi kunci agar tidak sampai terjadi kesalahan ketidaktepatan penyimpulan atau penilaian yang berpotensi mungkin muncul sebagai akibat dari adanya rujukan berdasarkan pada penampilan fisik atau materi saja.
Dengan begitu adanya implementasi perpaduan antara jasmani dan rohani nanti akan memberikan keberhati-hatian menyimpulkan kebijaksanaan dalam menilai, seseorang dapat menghindari meminimalisir adanya kesalahan ketidaktepatan terhadap penilaian sehingga berpotensi membawa konsekuensi negatif tidak baik. Oleh karena itu dari adanya peribahasa atau istilah"sawang sinawang" dapat menjadi pengingat dan pedoman yang penting untuk selalu melibatkan pemikiran yang dikorelasikan dengan perasaan hati nurani yang lebih dalam pada saat di setiap penilaian kita terhadap orang atau situasi kondisi di sekitar kita.