Wejangan toto hidup orang jawa
ILMU CORO. Pada masyarakat jawa memang di kenal sejak zaman dulu kala memiliki kepekaan atau mempunyai kebiasaan dalam memaknai dengan lembut kehidupan di alam semesta ini, dengan kepekaan serta kelembutan hati dari masyarakat jawa dulu membuat mereka mempunyai rasa kasih sayang terhadap semua yang terdapat berada ada didalam semesta, dari hal hal yang sifat kecil dapat dilihat dengan indra tubuh maupun yang sifatnya butuh kelembutan jiwa tak tampak apalagi sesuatu yang bersifat nyata jelas terlihat dengan penglihatan lahiriah mereka orang jawa sangat mengerti dan memaknainya. Adapun untuk wejangan toto hidup yang menjadi peninggalan nilai budaya masyarakat jawa mengenai proses atau pembentukan menungsa atau manusia dan luar biasanya hebatnya proses tersebut di aplikasijan ke dalam sebuah tembang atau lagu dan dari semua proses pembentukan menungsa memiliki irama yang berbeda beda spesifikasi masing masing, yang tidak bisa di lakukan di lampaui oleh masyarakat modern saat ini. Untuk proses pembentukan manusia yang juga di aplikasikan kedalam sebuah tembang antara lain :
A. wijil.
B. sinom.
c. Kinanti.
D. Mas kumambang.
E. Pucung.
F. Asmarandan.
G. Dandanggula.
H. Pangkur.
I. Megratuk.
J. Pucung.
Dari tatanan urutan di atas merupakan awal sampai puncak dari kehidupan manusia yang oleh masyarakat jawa di apliasikan melalui kebudayaan tembang atau lagu yang berbeda beda dari setiap jenisnya. bahkan untuk kebudayaan lagu sudah merupakan puncak tidak bisa di tambaih untuk jenis bahkan orang orang jawa sekalipun untuk saat ini, paling juga saat ini orang sekarang bikin lagu campur sari tidak bisa melebihi pucung. Oleh sebab itu seperti halnya islam sama kebudayaan dari keduanya saling melengkapi bagaikan tumbu ketemu tutup tidak bisa di pisahkan, kalau cuma islam ja tanpa budaya terus mau nutupi apa tutup dan sebaliknya agar lebih sempurna. ALLAH SWT mengatakan ALLAH SWT Walam yaqulahu kuffuan ahad, yang berarti ALLAH SWT itu tan kinoyo apa, tan kinoyo sapa, tan kinoya ngapa dalam bahasa jawa dan itu sebenarnya orang jawa sudah paham dan mengerti sebelum datangnya setelah islam masuk di lalu di di perjelas dan di beri kejelasan bahwa gusti yang di maksud ALLAH SWT untuk masuk surga dengan agama islam. berikut beberapa wejangan wejangan orang jawa yang sesuai atau di sempurkan dengan al qur'an atau ayat ayat ALLAH SWT yaitu :
A. Becik ketitik ala ketara.
kalimat merupakan atau mula dari seorang yang bernama aji saka sebelum islam masuk dan setelah islam masuk di sempurkan menjadi falam ya'mal ngindarodi khoeroyaroh waman ya'mal ngindallohi saroh yaroh Sebelum ayat datang aji saka dan orang jawa sudah tahu becik ketitik ala ketara.
B. Sapa nandur bakal ngunduh.
Ungkapan sapa nandur bakal ngunduh kemudian dilegitimasi dalam islam yaitu mayazro ya'zud.
Dari contoh kecil wejangan hidup orang jawa seperti diatas, sebenarnya orang jawa sudah menemukan mengerti memahami makna hidup. akan tetapi kenapa orang sekarang banyak yang tidak menghargai dan menghormati karya karya orang jawa dulu bahkan cenderung meremehkan serta malah ingin menjadi orang barat, orang arab, orang china kenapa seperti itu. padahal kita ini garuda yang besar malah ingin jadi emprit, percil itu kenapa, oleh sebab itu marilah kita sadar serta bangunkan semangat garuda perkasa di hatika, dengan tidah mudah menjelekan atau mengharamkan kebudayaan baik musik maupun kebudayaan dari orang orang jawa dulu. Marikah kita mengingat kembali proses pembentukan alam semesta ini agat kita lebih berterima kasih dan membuka hati kita untuk menghargai terhadap sejarah antaranya yaitu :
ALLAH SWT pertama kali menciptan cahaya, kemudian cahaya itu ALLAH SWT di putar dari putarsn itu ada yang menjadi padatan dan gas, dari padatan tersebut yang berbentuk tata surya, planet planet kemudian di alam semesta ALLAH SWT ciptakan air serta udara di tempat tempat tertentu dan planet planet tertentu, lalu di ciptakan pohon pohonan dan binatang baru manusia tentunya antara malaikat dan jin sudah di ciptakan terlebih dahulu sebelumnya, dari semua proses di atas berarti antara manusia dengan binatang dan pohon pohon duluan siapa ibaratnya manusia dulur buncitnya akan tetapi kenapa sekarang manusia tidak menghormati kakaknya dengan menebang pohon, gunung di gunduli salah mereka apa padahal mereka semua saudara kita termasuk binatang di dalamnya seharusnya sama saudara menghormati menyayangi, jangan benci binatang sama anjing babi kalo pun yang ga boleh kan makan dagingnya jadi jangan benci babi juga anjing karena dia juga kakak kita terus juga tentang musik masyarakat sekarang banyak ga suka pada alat musik dengan bebagai macam asumsi di antaranya menjelekan dan membi'dah bi'dahkan pada hal ALLAH SWT bersabda :
A. wahai manusia, kalian punya kehendak aku juga kehendak, kalian punya keinginan aku juga punya keinginan tapi ketahuilah yang berlaku adalah keinginan dan kehendaku ALLAH SWT. betarti yang berlaku adalah ketentuanya ALLAH SWT.
B. Wahai hambaku barang yang tidak mau menerima ketentuanku aku ALLAH SWT persilah manusia untuk pergi dari bumiku, alam semestaku. Maksudnya adalah manusia yang di ciptakan menjadi jadi orang jawa tidak menerima jadi orang jawa, diciptakan anjing tidak menerima, di ciptakan mulut tidak boleh bersuara itu semua melanggar ketentuanya padahal musik itu dasarnya suara dengan begitu musik semua memenuhi ketentuan ALLAH SWT dan musik yaitu suatu proses menggunakan, memberdayakan memanfaatkan potensi dari ALLAH SWT contok tangan untuk pukul gending, mulut untuk bernyanyi juga lainya berarti yang tidak boleh yaitu semua perbuatan yang meskipun terlihat baik akan tetapi merusak bumi menyakiti ciptaanya termasuk manusia, binatang , tumbuhan serta menyalahi ketentuan ALLAH SWT. termasuk juga wiridan apakah tidak baik sekarang gini kalau ada musik lalu mabok kira kira yang tidak baik apanya, yang harus di hilang apane maboknya kan, terus wiridan sambil bab berarti yang jelek apane yang go boleh apanya, kemudian ada kopi ada racunnya yang haram apanya kan racunya. Dengan demikian tidak ada agama terhadap orang yang tidak menggunakan pikiran dan akalnya. oleh sebab itulah agama hanya untuk orang yang menggunakan pikiranya. termasuk juga tentang hukum islam termasuk haram dan halal di dalamnya itu juga hak priogratif wilayahnya ALLAH SWT karena kita milik nya. begitupun manusia tidak punya hak untuk mengharamkan menghalalkan karena di luar wilayah serta tempat otoritasnya. sebagai misalnya pak lurah wilayah A dia dipilih rakyatnya untuk bisa memberikan keputusan atau otoritasnya di wilayah A karena dia di beri mandat oleh yang memilihnya untuk memimpin wilayah A, akan tetapi pak lurah A juga tidak bisa memberikan keputusan untuk wilayah B karena dia tidak dipilih rakyat wilayah B sehingga dia tidak ada mandat oleh yang milih untuk memberikan keputusan di wilayah B karena bukan otoritas atau wilayahnya. Sama seperti hukum islam manusia baik itu rosululoh saw, khalifah urosidin, ulama, juga mui tidak boleh mengatakan haram dan halal karena itu sudah menyalahi wilayahnya dan tempat otoritas ALLAH SWT. karena manusia sejatinya milik ALLAH SWT dan yang memilih menjadikan manusia itu ALLAH SWT. yang pasti itu semua sudah ada hak dan tempatnya masing masing. Kalaupun manusia hanya boleh berpendapat oleh sebab itu kakau mui berpendapat tentang haram hanya boleh berkata menurut pendapat mui kayaknya menurut ALLAH SWT ini haram tidak berkata menurut mui ini haram sebenarnya tidak boleh tidak kaya gitu. karena mui bukan ALLAH SWT bukan posisi dia untuk mengharamkan itu hak priogratif ALLAH SWT.
Dengan demikian antara musik, kebudayaan seperti sholawata, tahlilan, yasinan dan lainya itu boleh adapun untuk larangan atau yang tidak boleh musikan dan kebudayaan pada waktu sholat atau mengganggu orang lain serta molimo itu yang tidak boleh yang penting mengerti ruang dan wilayah tidak molimo hal itu tidak ada larangan. Apabila ada perbedaan yang tidak sesusuai dengan pendapat kita ya di dekatin ngomong baik baik dan di doakan hindari sikap menyalah nyalahkan atau nuding nuding agar terciptanya keharmonisan serta kasih sayang antar sesama rahmatan lil alamin.
Sekian segala kata kurang berkenan kami minta maaf anggap angin lalu