Problem manusia modern akibat mendewakan akal


 ILMU CORO. sebagaimana kita pahami bersama bahwa kita hidup di jaman sekarang ini masuk atau di sebut manusia berperadaban pos modern. untuk hidup di sekarang ini yang di kategorikan  masyarakat pos medern ini memiliki banyak kemajuan dan pesatnya tekhnologi yang berkembang, selain itu juga hidup di jaman ini kita di manjakan atau di permudah berbagai macam jenisnya tidak hanya itu kemudahan itu juga mencakup semua aspek kehidupan baik politik, sosial, kebudayaan serta religi. namun di balik banyaknya manfaat atau kelebihan untuk hidup di jaman sekarang ini juga memiliki problema problema masalah masalah terhadap manusia modern itu sendiri. oleh karena itulah kita sebagai manusia dituntut untuk lebih jeli, hati hati serta waspada agar kita tidak terbawa arus kehidupan dijaman era modern. sehingga untuk kunci hidup di sekarang ini kita harus mengetahui masalah atau problema di jaman sekarang. untuk dapat mengetahuinya berikut problema problema yang banyak terjadi pada manusia modern di antaranya adalah sebagai berikut :

Pada kehidupan manusia untuk posmodern memilik banyak kelebihan kelebihan akan tetapi di balik itu semuai untuk masyarakat modern memilik problema problema yang di hadapi antaranya adalah :

A. Misosophia.

mengenai maksud miso adalah miso kebencian atau bicara jelek dan untuk misosophia merupakan kebalikan atau lawan filsafat sehingga untuk misosophia benci kebijaksaan sedang filosophia cinta kebijaksaan. pada orang orang modern banyak yang mendewakan kebenaran bukan kebijaksanaan, dan mengenai kebenaranya itupun yang rasional yang di terima dengan alat yang bernama logika dengan 1 + 1 = 2. untuk peradaban modern pada saat sekarang ini banyak di bangun berdasarkan benci kebijaksanaan, sehingga apabila ada yang bicara sedikit rohani itu di anggap kebathinan, tradisional, klenik sebagainya. bagi mereka memiliki ciri anti kebijaksanaan, yang di ketahui hanya ekstak untuk yang tidak pasti, yang ghaib atau bersifat metafisik tidak di perhatikan malah cenderung tidak di sukai. terlebih lagi mereka yang mengedepankan mengacu pada sains lebih terbuka atau hanya menerima yang sifatnya rasional serta empiris dengan kata lain positifistis.

B. Desakralisasi pengetahuan.

 pada masyarakat modern terdapat masalah darurat yaitu jenis desakralisasi pengetahuan dengan adanya untuk sekarang ini antara kita dengan pengetahuan memiliki jarak dengan menganggap kita jadi raja atau menjadi sebuah objek sedang untuk pengetahuan di anggap sebagai subjek, pengetahuan tidak sakral lagi, pengetahuan bersifat instrumental dan pengetahuan di jadikan alat untuk memperoleh atau menguasai dunia. dengan ketidak sakralan lagi ilmu pengetahuan di buktikan dengan yang di ketahui atau di pahami hanya sekedar fisik sehingga kita tidak mengerti dengan pengetahuan untuk menghubungkan dengan yang bersifat metafisik seperti dengan ALLAH SWT, dengan realitas transenden, dengan surga sehingga keadaan ini di sebut deskralisasi pengetahuan yang seperti pad orang sekulerisme. yang beranggapan agama ya agama urusan besok di akhirat sedang dunia ya urusan dunia sebagaimana terhadap sains juga merupakan dunia dan di pisahkan dengan agama. padahal pada agama sangat menekankan untuk bersains berpengetahuan hingga dalam sedalam dalamnya menjadi puncaknya menemukan ALLAH SWT dengan sebuah sains atau ilmu pengetahuan. untuk orang orang sekarang ini jarang sekali kita temukan dengan fisika saya akan mengenal ALLAH SWT, dengan biologi saya ingin mendekatkan diri kepada ALLAH SWT atau lainya, dan itu contoh kecil antara pemisahan agama dengan sains.

C. Degradasi peran intelegensi.

Dari mereka orang orang barat memahami yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lainya yaitu adanya akal pada manusia dengan menyamakan menyeterakan intelegensi dengan rasio. padahal menurut naser itu tidak benar karena manusia memiliki potensi potensi yang banyak selain akal dalam menyerap atau menangkap pengetahuan pengetahuan. seperti adanya naluri, adanya nurani, adanya intuisi, adanya imajinasi dan banyak lagi. namun yang di olah di gali oleh masyarakat modern hanya 2 yaitu akal dan panca indra dan adanya itu bagi naser masalah karena manusia sedang merendahkan dirinya menurunkan level pada manusia padahal manusia oleh ALLAH SWT manusia di muliakan dengan di berikanya intelegensia yang banyak sekali. tapi dari orang orang modern dari intelegensi hanya di reduksi atau di pahami hanya dengan rasio akal saja, padahal manusia banyak sekali intelegensi selain akal. akibatnya pada orang orang modern kalian tidak canggih mengolah intuisi, mengolah imajinasi, mengolah nurani dan akibat dari ketidak mampuan itu semua hingga hidup yang terasa pada saat ini, setiap kata kata di tangkap memakai akal, padahal dari kata kata berbeda penangkapan ada yang harus dengan akal, harus memakai nurani, harus memakai intuisi atau memakai imajinasi. sebagai contoh seorang nenek yang maling kayu hanya untuk bertahan hidup kalau memakai hukum positif rasional dia bersalah namun untuk kasus ini menangkap atau menerapkanya dengan memakai nurani caranya setelah di putus salah maka untuk vonisnya menggunakan nurani di akibat dia sudah tua demi bertahan hidup serta biasanya untuk perusahaan yang besar tidak punya naluri peduli terhadap tetangga sekitar terlebih yang kesusahan. dan untuk kasus yang berkaitan dengan naluri itu sering terjadi antaranya seorang ibu pada anak, solidaritas terhadap teman dan banyak lagi. dari adanya kasus yang semacam itu juga sebagai tanda atau bukti ketidak mampuan manusia saat ini dalam mengolah naluri, mengolah imajinasi dalam penempatanya kapan kita bergirau atau bercanda dan untuk jenis ketawanya musuh kita harus di anggap serius dan untuk salah atau serius kita anggap ketawa. dengan adanya hidup sekarang ini keadaanya bolak balik tidak jelas tidak karuan padahal kita sendiri yang mendegradasi hanya pada level atau tingkatan rasio serta empiris, sebenarnya selain itu banyak sekali potensi yang di miliki manusia.

D. Mendegradasi atau menyingkirkan metafisika.

Kalau untuk di filsafat adanya metafisika adalah merupakan sesuatu puncak sebagaimana aris toteles, lalu kepada farobi serta ibnu rus untuk metafisika di istilahkan falsafat all ula yaitu filsafat pertama serta paling tinggi akan tetapi setelah masuk dunia atau peradaban modern adanya metafisika adalah cabangnya filsafat setara dengan antologi pada umumnya antoligi - metafisika atau istilah lain metafisika yaitu filsafat spekulatif sebagai anggapan pada metafisika di anggap keluar dari fisik karena adanya manusia di anggap hanya memiliki akal dan panda indra atau fisik dan tidak bisa menjangkau metafisik atau nono fisik maka disebut filsafat spekulatif adapun untuk isinya meliputi sekedar spekulasi spekulasi sehingga levelnya turun kasta. sebenarnya kalau merujuk dari pernyataanya Nazer harusnya atau justru malah di balik yaitu filsafat adalah merupakan bagian metafisika jadi di antara pengetahuan pengetahuan puncak atau metafisika itu ada filsafat atau falasafah namun oleh orang orang modern dibalik yaitu di antara khasanah yang bernama filsafat atau berpikir secara rasionak itu ada metafisika dan karena filsafatnya rasional untuk metafisikanya diluar yang rasio dan empiris akhirnya metafisika spekulatif hanya sekedar spekulasi spekulasi. dan itu merupakan bunuh dirinya para manusia manusia modern karena kehilangan ilmu yang sangat penting yang di sebut metafisika yang oleh nazer di namakan sainsdia sakra atau pengetahuan suci, yang menghilang di peradaban modern padahal adanya metafisika biasa di gunakan dan di kembangkan di setiap peradaban peradaban sebelum peradaban modern.

Sekian dari kami atas kekurangan kami mohon maaf dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel