Suluk sukmo lelono perjalanan spritual manusia


ILMU CORO Mengenai suluk sukmo lelono adalah merupakan sebuah konsep konsep yang di buat diciptakan oleh beliau tokoh pujangga babad jawa yang bernama ronggo warsito untuk di gagasan ini beliau ronggo warsito mendefinisasikan bahwa setiap orang atau manusia sejak mulai sebelum di lahirkan di dunia yaitu pada melakukan perjanjian dengan ALLAH SWT, kemudian memasuk alam kandungan di dalam rahim ibu, lahir di dunia dari bayi, anak anak, dewasa lalu tua dan inna lillahi wainnailahi roji'un kembali menghadap ALLAH SWT dan dalam proses kembalinya yang akan menghadap ALLAH SWT adalah berupa ruhnya sedang untuk bagian fisik akan di tinggalkan. Dari adanya perjalan hidup manusia sebelum masuk ke kandungan hingga hidup di dunia dan meninggal untul menghadap ALLAH SWT di balik atau sisi lain dari proses tersebut, menurut beliau ronggo warsito manusia memiliki perjalan hidup spiritual atau religi dalam mengenal serta mengetahui memahami adanya keberadaan tuhan atau ALLAH SWT. sehingga adanya perjalanan spiritual atau religi tersebut beliau memiliki gagasan atau konsep hidup yang dia berinama atau dia sebut suluk sukmo lelono. Adapun untuk lebih mendalam serta lebih jelasnya tentang suluk sukmo lelono perjalanan spirtual religi setiap manusia hidup diantaranya adalah sebagai berikut :

Tentang adanya konsep berpikirnya dari beliau mengenai suluk sukmo lelono mari kita simak untuk di pahamai atau di maknai bait demi bait kata katanya inilah isi dari serat sukmo lelono :

 " Punapa yen wus kakekat / estu lajeng sarengatnya kawuri / yen saking pamanggih ulun / tan wonten kang tinilar / jer muktamat ing hadis ugi kasebut /  kak tanpa sarengat batal / sarak tanpa kak tan dadi " 

demikian tadi kata kata dari beliau ronggo warsito lewat seratnya berjudul suluk sukmo lelono dan kami sebutkan di atas bait pertama karena di dalam serat suluk sukmo lelono memiliki dua bait. adapaun untuk serat sukmo lelono bait pertama yang kami tulis di atas mengandung antaranya adalah :

untuk bait pertama dari serat di atas kalimat tersebut juga di tujukan sebagai sindiran terhadap mereka yang berpaham aliran kebathinan yang mengabaikan syari' at agama,yaitu maksud kata kata beliau apakah kalau sudah hakekat adanya syari'at tidak perlu di lakukan dan di tinggalkan. padahal menurutku ronggo warsito tidak ada yang di tinggalkan dan itu jelas dal hadis adanya hak tanpa syari'at batal dan syari'at tanpa hak tidak jadi. sehingga dari kalimat tersebut ronggo warsito mengatakan sedalam dalamnya ilmu bathin pada seseorang sangat tidal boleh untuk meninggalkan ibadah syari 'at contohnya sholat, puasa, zakat, dan ibadah yang masuk dalam rukun islam harus tetap di lakukan antara syari'at dan hakekat jangan pernah menganggap karena tingginya ilmu bathin maka gugurlah ibadah syariat dan hakekat. selain itu juga beliau ronggo warsito di tambahkan di perdalam menjadi 4 level atau jenis atau bagian. seperti halnya diserat bait kedua dari kidung sukmo lelono yaitu di bawah ini.

" paran gusti yen kapisah / temah mangke kakalihira sisip / kang lempeng taksih ing kawruh / sakawinira tunggal / ngelmuning hyang saringat myang tarekat /  kakekat miwang makripat / punika kamil abdoli "

menurut beliau ronggo warsito mengatakan dalam bait kedua suluk sukmo lelono adalah untuk langkah dalam menuju tuhan dari kedua bagian antara makrifat dengan syari'at apabila terpisah malah menyebabkan hilangnya dua bagian tersebut sebagai akibat penggunaan satu bagian saja baik untuk syari'at saja maupun pemakaian hakekat saja dengan seperti itu akhirnya sama sama tidak dapat apa apa. sehingga dalam melakukan ibadah hanya syari' at tidak dengan hakekat saja ibaratnya hanya formalitas seperti masak sayur tanpa garam serta sebaliknya untuk ibadah yang hakekat tanpa syari'at  seperti halnya kita memberi nafkah terhadap istri namun tidak ada rasa cinta di dalamnya. dan yang benar menurut ronggo warsito adalah dengan penggabungan dari 2 bagian antara syari'at dengan hakekat serta di sempurnakan menjadi 4 bagian lagi yaitu ilmu syari'at dengan tarikat atau toriqot dan hakekat dengan mari'fat dari ke 4 bagian itu utama dan sempurna. dengan demikian bagi orang yang menjalankan syari' at hendaknya paham terhadap toriqot adapun untuk toriqot adalah merupakan jalanya atau metodenya serta caranya dan apabila dalam menjalankan syari'at dengan torikot telah paham dan bener itu mendakan sudah mencapai marif'at setelah mengerti dan paham masuk ke hakekat sehingga dengan begitu sudah terbuka kunci pengetahuanya. dan di dalam jawa disebut ilmu kasunyatan adanya hakekat hidup yang sejati atau kenyataan, tidak menampilkan hidup yang palsu yang terlihat oleh mata. untuk itu adanya syari'at berupa fisiknya, torikot untuk metodenya, hakekat adalah temuan atau gagasanya sedang marif'at adalah kesimpulanya itu untuk penilitian sedang untuk perumpaan lain adalah adanya syari'at lautnya, torikot kapalnya, arah tujuan atau maksudnya perjalananya hakekat dan mari'fat adalah apabila telah sampai tujuanya.

Demikian dari kami atas kekurangan kami mohon maaf dan anggap angin lalu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel