Sisi gelap di balik manisnya gula jawa.
ILMU CORO. Bagi mereka ibu rumah tangga serta hampir seluruh masyarakat indonesia dari mulai lapisan menengah, sampai kalangan elit dan terlebih lapisan masyarakat kecil biasa dapat di pastikan sangat paham, mengerti, mengetahui dengan yang dinamakan gula jawa bahkan kami pastikan hampir semua lapisan masyarakat merasakan manis atau manfaat dari sebuah gula jawa. Mengenai optimisme kami tentang manisnya atau manfaatnya gula memang bukan tanpa sebab atau tanpa alasan, sebab untuk mengenai gula jawa memang keberadaanya dan kegunaannya sangat di butuhkan mampu menopang dalam hidup manusia di dunia ini, hal ini di sebabkan pada umumnya gula jawa banyak di gunakan di manfaatkan untuk di campurkan dalam pengolahan makanan serta untuk pemanis minuman bahkan juga dapat di pakai di gunakan sebagai pengganti gula pasir atau tebu bagi mereka yang sedang diet atau ingin menurunkan kadar gula. Karena pada sebuah gula jawa di percaya dan di yakini memiliki kandungan yang lebih sehat dan rendah kadar gula dari pada gula pasir atau gula jenis lainya. dengan begitu pentingnya dan sangat di butuhkan pada sebuah gula jawa menjadikan kehadiranya sangat di nantikan oleh banyak masyarakat dari dulu hingga saat sekarang ini yang notabene masyarakat modern dengan segala kemajuan di dalamnya.
Mengenai kebaikan atau manfaat yang sangatlah yang memang semanis rasanya pada sebuah gula jawa namun perlu kita ketahui bersama terdapat sisi gelap atau sesuatu yang penuh resiko serta suatu yang penuh perjuangan, perlu ketelatenan, tidaklah mudah yang berbanding terbalik dengan manisnya, manfaatnya dan kegunaan pada sebuah gula jawa. dan dari sisi gelap di baliknya gula jawa tersebut banyak masyarakat yang tidak mengerti bahkan mengacuhkan cenderung meremahkan dari memaknai sisi gelap tersebut. padahal di balik sisi gelap pada sebuah gula jawa maka terciptalah atau membuat ada dan mampu menghasilkan sebuah gula jawa, tanpa adanya sisi gelap tidaklah ada tidaklah memunculkan penerang yang mampu menerangi kehidupan manusia di dunia ini. oleh sebab itulah berikut kami akan mencoba untuk mengupas atau membedah mengenai sisi gelap di balik manisnya gula jawa yang lebih mendalam, dari mulai proses penderesan atau memanen badeg atau sari pohon kelapa yang menjadi bahan dasar pembuatan gula, hingga proses pembuatan sampai menciptakan sebuah bentuk barang yang di namakan gula jawa. adapun untuk mengetahuinya adalah sebagai berikut :
Pada sebuah gula jawa memiliki tahapan tahapan yang menurut kami tidaklah mudah, penuh resiko dan ketelatenan yang mengarah dan mendekati kesesuatu yang bersifat gelap sehingga berbanding terbalik dengan manisnya manfaatnya yang di dapatkan. untuk tahapan tahapan tersebut di antaranya yaitu :
A. Tahap mengenali, suhu, cuaca atau iklim atau implementasi sebuah istilah pranoto mongso.
penerapan untuk mengenali, memahami keadaan suhu atau iklim dan istilah lain pranoto mongso merupakan sesuatu yang wajib bagi mereka para tukang nderes atau pemanjat pohon kelapa sebelum memanen badeg atau sari air pohon kelapa agar nantinya di hasilkan gula yang berkualitas baik serta tidak kalah penting segi save tee keselamatan terjaga. adapun biasanya pada saat musim kemarau air sari pohon kelapa yang di hasilkan lebih bening dan bagus apabila di bandingkan dengan air badeg saat musim hujan atau mendung serta proses pemanenanya juga saat musim kemarau lebih mudah dan tidak berisiko apabila di samakan dengan memanen saat musim hujan yang lebih licin akibat pohon berlumut terkena air hujan.
B. Tahap atau proses memanen atau mengambil air sari kelapa atau badeg berisiko taruhan nyawa.
Tahap atau proses memanen atau mengambil badeg atau air sari pohon kelapa adalah merupakan tahapan paling sulit, paling berisiko dan taruhanya nyawa. hali ini dalam memanen atau mengambil badeg atau air sari pohon kelapa penderes haruslah memanjat pohon kelapa sampai ke bagian atas pucuk pohon tersebut dan itu merupakan proses yang berisiko karena penderes ibaratnya masuk kedunia lain yang nota bene dunia untuk burung yang dapat terbang padahal manusia kodratnya tidak bisa terbang tapi harus seperti burung, dan hanya orang orang tertentu yang dapat melakukanya. adapun untuk tahapan ini memanen tidak mengenal cuaca baik panas maupun hujan harus di panen sebab kalau tidak rutin nantinya dapat menyebabkan air sari pohon kelapa tiadak lancar keluarnya serta tidak bagus kualitasnya.
C. Proses pembuatan gula jawa yang harus telaten, sabar dan ulet.
Dalam pembuatan gula jawa prosesnya tidak mudah harus telaten sehingga memerlukan kesabaran meliputi :
1. Pemasakan atau perebusan air sari pohon kelapa memerlukan waktu lama dan harus sambil di kudeke kudek atau di uleg uleg secara kontinyu tidak boleh berhenti hingga terlihat menggumpal atau memandat air serta matang tersebut dengan sebuah irus atau alat yang seperti sendok tapi besar hingga berjam jam. apabila ulegeanya tidak maksimal gula yang di hasilkan juga tidak berkualitas.
2. Pengayeman atau pendinginan air sari pohon kelapa dari yang sudah matang kemudian di ayemkan atau di dinginkan juga sambil terus di uleg uleg atau kocok kocok hingga benar benar padat serta dingin dan berbau harum atau gurih dan juga harus kontinyu tidak berhenti agar tidak gosong atau berbau sangit.
3. Pembentukan atau mencetak air sari pohon kelapa yang sudah dingin dan menjadi gula jawa dilalukan agar nantinya membentuk gula jawa yang di sesuaikan dengan keinginan konsumen. proses pencetakan tersebut juga tidak mudah, memerlukan keterampila dan ketelatenan serta kepekaan supaya hasil gula jawa tidak mengecewakan sehingga bagus dan gurih rasanya.
D. Tahapan pengepakan, pengemasan dan pejualan atau memasarkan gula jawa ke konsumen di pasaran.
Sesudah sari pohon kelapa atau badeg dingin dan di cetak menjadi gula jawa berikutnya tinggal di kemas untuk di pasarkan di konsumen, Dan ternyata di pasaran untuk gula jawa sendiri sebagaimana kita ketahui bersama memiliki harga yang tidak seimbang dengan tantanga, perjuangan dan resiko yang didalamnya hanya berkisar sekitar Rp 14.000, padahal seharusnya dengan segala perjuangan tantangan atau terlalu berisikonya pada saat memanen dan tidak mudah serta perlunya ketelatenan waktu proses pembuatan gula jawa seharusnya memiliki nilai ekonomi yang lebih dari yang sekarang di alami oleh gula jawa dan juga para pembuatnya.
Demikian yang dapat kami informasikan semoga bermanfaat dan segala kekurangan mohon maaf dan anggap angin lain.